Anak -Anak Penderita Autis di YPHI Bandung Barat, Butuh Perhatian Dari Pemerintah

Anak -Anak Penderita Autis di YPHI Bandung Barat, Butuh Perhatian Dari Pemerintah

Smallest Font
Largest Font

BANDUNG | JABARONLINE.COM – Yayasan Pelangi Hati Indonesia (YPHI) menampung 15 Anak – anak penderita autis, yang baru berdiri sejak tiga tahun lalu yang murni dibiayai dari hasil swadaya orang tua anak penderita autis, berlokasi di Kampung Cikamuning, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Seperti yang dituturkan salah seorang pengurus Yayasan Pelangi Hati Indonesia Yuliani, pihaknya sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70/2009 tentang Pendidikan Inklusi lanjut Yuliani, sebagai langkah untuk memandirikan ABK atau anak penderita autis, agar memiliki pendidikan yang layak bagi anak penderita autis.

“Terus terang Kami selaku pengurus Yayasan sangat kekurangan SDM serta keterbatasan anggaran, sehingga kami tidak memberikan pelayanan kepada mereka secara maksimal” kata Yuliani di Yayasan Pelangi Hati Indonesia. Minggu (15/8/2021)

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Yuliani sangat berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dan Pemerintah Propinsi Jawa Barat agar menjadikan Yayasan Pelangi Hati Indonesia, bagian dari program kerja sebagai upaya pemerintah, dalam meningkatkan SDM dalam pendidikan bagi anak penderita autis.

“Masa depan anak – anak penderita autis, tergantung dari perhatian para dermawan dan pemerintah terutama dalam peningkatan SDM dalam pendidikan,” imbuhnya.

Ditempat yang sama salah seorang tokoh masyarakat Jawa Barat yang peduli terhadap anak penderita autis Hj. Yanti Lidiati mengatakan, setiap anak yang memiliki keterampilan seperti anak – anak penderita autis di Yayasan Pelangi Hati Indonesia yang mampu menghasilkan karya, merupakan kepeecayaan diri yang bisa meningkatkan potensi dalam diri anak – anak penderita autis.

“Satu sisi yang saya harapkan, dari pihak Dinas Ketenaga Kerjaan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan mau datang kesini, untuk memberikan kesempatan dan melihat potensi yang besar hasil karya anak – anak penderita autis,” ungkapnya.

melalui Dinas terkait lanjut Yanti, pastinya memiliki program peningkatan pengembangan anak, untuk membentuk kolaborasi dan memberikan info untuk peningkatan pengembangan anak – anak penderita autis.

“Anak bisa mandiri dengan segala kelebihan di dalam dirinya, karena anak – anak penderita autis tidak selamanya ada dalam bimbingan orang tua,” pungkasnya.

(WS/HM)

Editors Team
Daisy Floren