Banyak Wali Murid Khawatir, Anggota DPRD Minta Aktifasi Pendidikan Dipertimbangkan
JABARONLINE.COM | BANDUNG – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayatulloh meminta pemerintah provinsi Jawa Barat menyiapkan konsep yang matang terkait kebijakan baru berupa new normal di sejumlah bidang.
Khususnya di bidang pendidikan, pelaksanaan kebijakan tersebut harus benar-benar diperhatikan.
“Soal protokoler kesehatan harus diperhatikan khususnya bidang pendidikan, mengingat di dalam bidang itu melibatkan ribuan siswa sekolah mapun pondok pesantren.” Ujar Dadan di sela-sela Kunjungan DPW PKB Jawa Barat dalam rangka penguatan ekonomi rakyat ke peternakan domba cluster Ponpes Nurul Hidayah Karangtengah Garut, Senin (1/6/20).
Sebab, dengan adanya wacana New Normal para orang tua murid tutur Dadan yang duduk di Komisi V mengaku banyak khawatir jika sekolah di laksanakan ditengah situasi Pandemi Covid-19 masih belum stabil
”Apalagi dalam waktu dekat ada penerimaan siswa baru dan bulan Juli mendatang proses belajar mengajar di sekolah akan diselenggarakan kembali,” paparnya.
Karena saat ini masih dalam kondisi pandemi covid 19, maka semua kegiatan tersebut harus benar-benar diperhatikan soal protokol kesehatannya. Dalam hal ini, Dinas Pendidikan setempat supaya bisa melakukan edukasi dalam menyambut new normal di bidang pendidikan.
Di antaranya menyiapkan hand sanitizer maupun tempat air dan sabun cuci tangan di kawasan sekolah, lalu para siswa juga wajib menggunakan masker serta mengikuti anjuran jaga jarak.
“Langkah tersebut supaya dilakukan mengingat jumlah sekolah di Jawa Barat ini kan ribuan. Melihat jumlah sekolah dan siswa sebanyak itu, sangat riskan adanya penularan virus corona sehingga pihak sekolah diminta tak mengabaikan soal protokoler kesehatan, jangan sampai dibuka sekolah malah menimbulkan cluster baru penyebaran COVID-19” imbuhnya.
Selanjutnya Dadan menjelaskan, di Jawa Barat juga terdapat ribuan pondok pesantren yang memiliki ribuan santri dan cukup banyak yang berbagai daerah dari dalam maupun luar daerah Jabar
Kalau aktifitas di pondok pesantren sudah dimulai, maka para santri yang tinggal di luar kota akan kembali dan hal ini juga perlu diperhatikan soal protokoler kesehatannya.
“Keberadaan kran-kran air untuk cuci tangan, harus ada dan yang terpenting tetap menggunakan masker. Paling tidak, sebelum tahun ajaran baru semua fasilitas tersebut sudah harus disediakan.”
“Kemudian yang perlu diperhatikan di kawasan pondok pesantren adalah soal keberadaan mandi, cuci, kakus (MCK). Di beberapa tempat, MCK tidak sebanding dengan jumlah santri yang tinggal di pondok pesantren. Untuk itu, pemerintah setempat juga perlu memperhatikannya sehingga upaya pencegahan penularan penyakit di kawasan ponpes bisa sekecil mungkin diminimalisir,”pungkasnya.
Atu