Bima Arya Paparkan Inovasi Kota Bogor Hadapi New Normal

Bima Arya Paparkan Inovasi Kota Bogor Hadapi New Normal

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM | BOGOR – Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi salah satu narasumber dalam Webinar “Inovasi Daerah Dalam Menghadapi New Normal” yang digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Dalam paparannya di Paseban Punta, Balai Kota Bogor, Senin (15/6/2020) siang. Bima menjelaskan beberapa inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di masa pandemi Covid-19 ini.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Untuk memonitor perkembangan kasus Covid-19, Pemkot Bogor membuat peta digital yang bisa diakses di www.covid19.kotabogor.go.id Warga bisa melihat jumlah orang yang terpapar hingga peta sebaran wilayah.

“Tapi untuk identitas dirahasiakan karena aturannya seperti itu. Peta digital juga menjadi rujukan untuk RW Siaga, tim surveilans hingga untuk pemetaan,” kata Bima.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Dalam mengatasi persoalan bantuan sosial (bansos), pihaknya membuat aplikasi Salur (Sistem Kolaborasi dan Solidaritas Untuk Rakyat). Warga bisa mengakses salur.kotabogor.go.id dengan memasukan NIK, kemudian mereka bisa mengetahui apakah menerima bantuan atau tidak.

“Bisa juga kelihatan mana yang termasuk penerima bantuan dari pusat, provinsi atau kota. Kita juga bisa melihat mana yang duplikasi, mana yang diserahkan lebih dari satu kali,” kata dia.

Dia menegaskan, aplikasi Salur ini bukan hanya bermanfaat untuk warga, tapi juga bagi Pemkot Bogor untuk menyaring data penerima ganda.

“Jadi, di awal ada 192.000 KK penerima bantuan, tersaring sekitar 9.000 KK penerima bantuan ganda,” sebutnya.

Selain itu untuk membantu warga yang membutuhkan, Pemkot Bogor membuat program Jaga Asa (Jaringan Keluarga Asuh Kota). Program ini menyasar warga yang tidak termasuk penerima bantuan dengan menggandeng donatur yang ingin membantu menjadi Keluarga Asuh. Pasalnya, jumlah bansos di APBD terbatas.

“Jadi, melalui program ini donatur yang ingin membantu bisa masuk ke aplikasi mencari calon penerima bantuan berdasarkan wilayahnya, bahkan bisa melihat foto keluarga calon penerima bantuan, kemudian nanti kita verifikasi. Sebulan satu keluarga yang dibantu mendapatkan Rp 500 ribu selama dua bulan,” ujarnya.

Tercatat kata dia, sejak diluncurkan sampai saat ini sudah ada sekitar 550 KK yang dibantu melalui program Jaga Asa.

“Yang menarik ini bukan hanya memberikan bantuan finansial saja, tetapi kita harapkan ada ikatan emosional. Disinilah visi Kota Bogor menjadi kota yang layak untuk keluarga di tengah masa pandemi ini,” jelasnya.

Pihaknya juga ingin memastikan di lingkungan Pemkot Bogor tidak ada yang tertular Covid-19. Ada aplikasi pra screening self assessment di sistem kepegawaian (Simpeg). ASN tinggal memasukan datanya kesehatannya, jika ada persoalan kesehatan langsung diberikan tanda kuning atau merah, maka secara otomatis ASN tersebut tidak boleh masuk kerja.

Inovasi lain terkait pelayanan publik, diantaranya ruang terbuka publik atau taman kota yang akan diaktifasi dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Contohnya di lapangan Sempur. Warga bisa daftar melalui aplikasi untuk membooking tempat, lokasinya dimana, nanti ada guide park ranger, kemudian mereka akan diberikan waktu secara bergantian. Ini belum diaktifasi, masih kita sempurnakan,” ujar Bima.

Di mal, Pemkot Bogor akan menerapkan protokol kesehatan sesuai kondisi mal masing-masing. Tidak hanya membatasi kapasitas pengunjung, tetapi ada sistem pengecekan suhu digital, ada pembatasan-pembatasan hingga alur di foodcourt diatur.

“Protokol kesehatan ini akan berlaku di mal besok dan akan uji coba selama satu minggu untuk di kaji,” jelasnya.

Sementara di pasar tradisional, kebijakan Pemkot Bogor mewajibkan pedagang menggunakan masker, face shield dan pengunjung menggunakan masker hingga harus ada pembatas antara penjual dan pembeli.

“Pembayarannya pun kita arahkan cashless atau non tunai. Kalau ada yang pembayaran tunai uangnya akan terlebih dahulu disimpan di kotak UV agar terhindar dari virus. Kita sudah coba di pasar Sukasari,” jelasnya.

Di Mal Pelayanan Publik (MPP) sudah menerapkan protokol kesehatan, tidak ada interaksi dekat. Bahkan dokumen dicetak secara mandiri. Konsultasi dilakukan menggunakan WA (whatsapp) atau video call.

Di bidang transportasi, dalam mengurai antrian di Stasiun Bogor, Pemkot Bogor dan Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi menerjunkan bus untuk mengantar calon penumpang ke tujuan.

Selain itu, sistem antrian di stasiun Bogor diatur dengan jaga jarak. Ada juga pengecekan suhu tubuh digital. Warga juga bisa memesan tiket sesuai waktu yang diinginkan melalui aplikasi.

Red

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
admin Author