Briefing Staf di Lokasi Rawan Bencana, Bima Arya Evaluasi Kinerja Hingga Siapkan Relokasi
KOTA BOGOR | JABARONLINE.COM – Wali Kota Bogor, Bima Arya memimpin briefing staf di lapangan dekat pabrik es Sari Petodjo, Jalan Ciwaringin, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (18/10/2022).
Rapat yang digelar di salah satu lokasi rawan bencana ini dihadiri para staf ahli dan asisten, kepala organisasi perangkat daerah (OPD), kepala dinas, kepala bagian (Kabag), para camat se-Kota Bogor dan direktur BUMD.
Sama seperti biasanya pemilihan lokasi briefing staf selalu memiliki makna dan simbol ataupun pesan untuk disampaikan kepada peserta briefing staf sebagai pengingat dan evaluasi kinerja dalam melayani masyarakat.
Lokasi briefing staf tepatnya di RT 3/6, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor yang berada di sisi aliran sungai dan tak jauh dari tebingan ini untuk mengingatkan bahwa ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan untuk membuat sebuah model tempat relokasi yang aman dan nyaman agar warga yang berada di lokasi rawan bencana bisa direlokasi.
“(Solusi penanganan bencana) harus permanen, Bu menteri sudah respon, pak gubernur Kang Emil sudah nelpon juga, Saya sampaikan begini, ini momentum. Saya minta waktu untuk menyampaikan data, satu sekian rumah yang posisinya rawan, dan mutlak harus direlokasi,” katanya.
Di awal memberikan arahan saat briefing staf, Bima Arya memaparkan dan membahas berbagai proses dan progres pembangunan infrastruktur di Kota Bogor, diantaranya adalah pembangunan pedestrian, kinerja tim tangkas, perbaikan saluran air dan drainase, kebencanaan, serta program prioritas dan janji kampanye yang bisa dituntaskan.
Selain memberi arahan, Bima Arya juga menerima laporan dari para camat terkait keberadaan lahan milik pemerintah kota, swasta, ataupun pemerintah pusat dan provinsi yang secara aturan bisa digunakan sebagai lahan relokasi, laporan penataan sistem transportasi oleh Dinas Perhubungan Kota Bogor, laporan penanganan bencana oleh BPBD dan Dinas Sosial serta pemulihan pasca bencana oleh Disperumkim dan Dinas PUPR.
Mengenai tim tangkas, Bima Arya berharap tim ini menjadi model sistem pengawasan dalam menindaklanjuti keluhan dan masukan warga.
“Ini bukan hanya sekedar patroli, tapi ini membangun sistem. Kalau pusat kotanya saja tertib, bersih, indah, nanti akan tereplikasi, terduplikasi ke pinggiran semua,” kata Bima Arya.
Mengenai pembahasan proses dan progres pembangunan infrastruktur, Bima Arya menyoroti beberapa proyek pembangunan, diantaranya adalah penataan Suryakencana, Pedestrian Jalan Sudirman, Pedestrian BMC serta Masjid Agung.
Bima Arya meminta agar ada evaluasi menyeluruh baik dari proses lelang, perencanaan serta pengawasan dan meminta aparatur wilayah camat, lurah serta dinas dan bidang terkait terus turun melakukan monitoring agar pengawasan pekerjaan dilakukan secara berlapis sesuai kualitas dan tepat waktu.
Sedangkan mengenai perbaikan saluran air dan drainase, ia meminta agar Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Bogor membuat satu desain drainase dan saluran air yang aman tapi juga bisa menampung air dalam kondisi cuaca ekstrem.
“Evaluasi desain drainase, design saluran air, jangan jangan air nambah luas drainasenya hanya segitu. Desain itu harus bisa mengantisipasi cuaca ekstrem,” katanya.
Dalam briefing staf yang juga disaksikan oleh warga sekitar ini, Bima Arya juga menyinggung mengenai program prioritas dan janji kampanye yang sudah dituntaskan dan belum dituntaskan untuk didata kembali.
Terkait arahan mengenai kebencanaan, Bima Arya menyampaikan beberapa poin pembahasan terkait mitigasi bencana dengan sosialisasi, edukasi dan bebersih lingkungan.
Tak hanya itu, Bima Arya juga meminta agar ada identifikasi wilayah rawan bencana berdasarkan beberapa rumah warga yang berada di lokasi rawan bencana, berapa kepala keluarga yang tinggal di lokasi rawan bencana hingga membuat desain lokasi relokasi, yang aman nyaman dan indah agar menyenangkan warga.
“(Data) di rumah-rumah itu (rawan bencana) berapa persen yang ada alas haknya, clear dan tidak bermasalah. Kemudian kedua laporan kita ketersediaan lahan dimana saja,” katanya.
Ia pun memberi tenggat waktu kepada pejabat yang bersangkutan untuk melakukan pendataan dalam kurun waktu dua pekan.
Setelah data tersebut lengkap pihaknya akan melakukan mapping untuk membuat solusi dan desain relokasi agar warga nyaman.
“Coba tolong dipastikan lagi dengan BKAD, mana lahan yang matang untuk kita ajukan untuk didanai oleh provinsi atau pusat. Jadi begitu lahan matang kita ajukan, semuanya. Jadi nanti kan kita ada datanya nih minggu ini selesai, kita lihat mapingnya seperti apa, jadi kita butuh kepastian untuk tanggap darurat,” jelasnya.
Di lokasi yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, terkait lahan relokasi pihaknya akan segera melakukan pengecekan status zonasi dan peruntukan lahan tersebut apakah bisa diperuntukan untuk hunian atau hal lain.
“Nanti kita cek dengan BKAD. Karena kalau misalnya pemberian PSU itu bukan untuk pemukiman itu akan menjadi persoalan. Jadi nanti kami juga akan konsul dengan kejaksaan dan sebagainya,”ujarnya.
Mengenai status relokasi dan daerah rawan bencana, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan bidang geologi Universitas Pakuan dan bidang kebencanaan untuk melihat status kerawanan di lokasi tersebut.
Pada tahap awal ini pemeriksaan akan dilakukan di wilayah Gang Kepatihan dan Gang Barjo.
Karena kata Syarifah, dari asesmen awal kondisi tebing yang ada di wilayah tersebut kemiringannya mencapai 90 persen.
“Karena memang kemiringannya 90 persen, dipasang TPT juga itu tidak mungkin. Makanya akan kita maksimalkan disitu,” katanya saat melaporkan kepada Bima Arya. (Dan)