Budidaya Ikan Nila di Indramayu,Tiga Bulan Bisa Langsung Panen

Budidaya Ikan Nila di Indramayu,Tiga Bulan Bisa Langsung Panen

Smallest Font
Largest Font

INDRAMAYU I JABARONLINE.COM – Ikan Nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar, Ikan ini dapat dijadikan makanan pokok di banyak bagian dunia karena dipercaya sebagai sumber protein, mikronutrien, dan asam lemak esensial yang sehat serta kaya akan nutrisi.

Ikan Nila merupakan ikan yang paling banyak dikonsumsi dan dibudidayakan secara luas di China, Indonesia, Mesir, Filipina, Thailand, dan Brasil.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ikan Nila cepat tumbuh dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat sehingga mudah untuk dibudidayakan.

Di Indramayu,tepatnya di Desa Wanantara, Kecamatan Sindang, mayoritas petani tambak di daerah tersebut membudidayakan ikan Nila. Oleh karenanya, tidak salah jika daerah tersebut saat ini dijuluki Kampung Nila.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Salah satu pembudidaya ikan Nila, Toni mengatakan, ikan Nila memiliki masa panen selama 3 bulan. Dalam satu tahun, para petani tambak di daerah itu dapat memanen ikan Nila sebanyak 3 kali.

“Alhamdulillah setelah ada penanaman ikan Nila,sekarang petani tambak di sini makin ada kemajuan beda dengan ikan Bandeng, kalau ikan Bandeng waktu panennya lama terus penghasilannya tidak menentu,” kata dia, kepada Media Jabaronline.com saat ditemui usai menanam benih ikan Nila di tambak miliknya, di Desa Wanantara, Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu Jawa Barat Rabu (19/10/2022).

Di lahan tambak seluas 1 hektar, Toni menanam benih ikan Nila sebanyak 25.000 ekor yang Ia beli seharga Rp110 per ekornya dari 25.000 ekor benih itu, Toni dapat memanen sebanyak 3 hingga 4 ton ikan Nila.

Namun, disampaikan Toni, jika banyak terjadi kematian pada benih yang ia tanam, paling Toni hanya dapat memanen ikan Nila sebanyak 2 ton.

“Jika pakan habis 2 ton dan ikan Nila panennya dapat 2 ton, maka masih ada kelebihan. Namun, jika panennya hanya dapat 15 kwintal berati hitungannya hanya pas buat modal. Tapi selama ini belum pernah rugi,” ujar dia.

Di sisi lain, Toni mengeluhkan soal harga pakan yang terus mengalami kenaikan. Kondisi itu berbanding terbalik dengan harga ikan Nila yang saat ini sedang mengalami penurunan.

“Harga pakan ikan Nila tiap bulan naik tapi harga ikan Nila sekarang lagi merosot. Harga ikan Nila saat ini Rp18.000 per kilogram (kg) dari harga normalnya biasanya Rp21.000 per kg,” ungkap dia.

Kendati demikian, Toni mengaku tetap bersyukur karena saat ini pemerintah telah memberikan subsidi berupa benih ikan Nila setiap tahunnya, serta memberikan pembinaan terhadap petani tambak yang ada di Desa Wanantara.

“Alhamdulillah Pemerintah telah memberikan subsidi berupa benih ikan Nila, walaupun tidak seberapa tapi ada setiap tahunnya.terus ada pembinaan juga terhadap para petani tambak di sini,” tutur dia. (Jun)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Junedi Author