Dadang Komisi V DPRD Jabar, Pemprov Harus Evaluasi Program Bataru

Dadang Komisi V DPRD Jabar, Pemprov Harus Evaluasi Program Bataru

Smallest Font
Largest Font

BANDUNG | JABARONLINE.COM – Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Dadang Kurniawan, mengapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) yang menelurkan program Bakti Padamu Guru (Bataru), berupa pemberian kredit rumah tinggal bersubsidi bagi penyelenggara pendidikan tingkat SMA, SMP, SD dan PAUD. Hanya saja dia menilai perlu dilakukan evaluasi, agar program tersebut dapat berjalan baik.

Dadang mengatakan, dari hasil kunjungan kerja ke Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan beberapa waktu lalu, nyatanya sosialiasi program tersebut masih belum berjalan. Senin (08/03).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Masih banyak guru yang belum menerima informasi, mulai dari persyaratan hingga mekanisme pengajuan program. Dampaknya, pemerintah tampak seolah-olah tidak serius terhadap program yang telah dibuat,” ucap Dadang

Dituturkan, dalam dua minggu kemarin pihaknya fokus ke KCD pendidikan. Ada beberapa poin yang disorot, salah satunya program pemerintah. Banyak program yang dibuat dan sepertinya hebat, tapi kenyataannya di lapangan tidak sehebat seperti yang dibayangkan.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

“Contoh rumah murah untuk guru. Ketika kita datang, ternyata sosialisasi belum tersampaikan dengan baik. Ini kan jadi kurang baik terhadap citra pemerintah,” ujarnya.

Menurutnya, penentuan lokasi rumah murah untuk guru pun patut dikaji ulang.

“Jika ingin meringankan guru, sebaiknya biarkan mereka yang menentukan sendiri tempat pembangunannya. Supaya mereka bisa membangun rumah dekat sekolah, sehingga dapat mengurangi beban operasional harian,” sebut Dadang.

Menurut dia, letak rumah murah harusnya dipikirkan dulu. Sebaiknya guru diberi kemudahan untuk menentukan sendiri lokasi yang akan dibangun.

“Kalau difokuskan di suatu tempat dan ternyata jauh dari tempat mengajar, percuma juga. Sebab mereka harus keluar biaya lagi untuk ongkos. Ini harus jadi bahan pertimbangan,” pungkasnya. ***

(Wsa)

Editors Team
Daisy Floren