Dampak Pandemi: Revolusi Blended Learning dan Pendekatan Merdeka Belajar
BANDUNG | JABARONLINE.COM – Pusat Riset Pendidikan Teknik dan Vokasi (Technical and Vocational Education and Training Research Center/TVET RC) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) hari ini mengumumkan hasil dari dua penelitian terbarunya yaitu “Pembelajaran Vokasi Selama dan Sesudah Pandemi Covid-19” dan “Kompetensi Guru Pendidikan Vokasi di Era Merdeka Belajar”.
Kegiatan ini didukung oleh proyek Advanced Knowledge and Skills for Sustainable Growth in Indonesia (AKSI) di bawah kerjasama Kementerian Pendidikan & Kebudayaan dan Asian Development Bank (ADB).
Baca Juga : Ridwan Kamil Beri Penghargaan kepada Ketua Rukun Warga Berprestasi di Jabar
Lahirnya Blended Learning dan Flexible Learning Delivery Iwan Kustiawan, S.Pd., M.T., Ph.D., peneliti di TVET RC, yang juga adalah dosen di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI, menegaskan, “Saat ini kita sedang mengalami sebuah revolusi pembelajaran vokasi, akibat dipicu oleh pandemi virus corona.”
Iwan menguraikan, “Terjadi pergeseran pedagogi dalam pengajarannya, dari pendekatan yang sebelumnya lokal kini menjadi global, akibat intensifnya pemanfaatan teknologi yang saat ini diandalkan untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar.”
Ia mengatakan bahwa kini lahir lebih banyak kelas-kelas virtual dan kesempatan-kesempatan untuk belajar secara mandiri. Iwan juga mengungkapkan bahwa hasil studinya menunjukkan pergerakan tren menuju kegiatan blended learning yang menggabungkan pengalaman belajar daring dan luring.
“Di sinilah pentingnya karakteristik guru dan siswa abad ke-21 diuji di saat krisis. Model SAMR (Substitution, Augmentation, Modification, and Redefinition) dan TPACK (Technological, Pedagogical, and Content Knowledge) dapat mendorong para pendidik untuk mengaplikasikan kekuatan teknologi dalam mendukung pembelajaran vokasi,” imbuh Dr. Lilis Widaningsih, S.Pd., M.T., sesama Peneliti di TVET RC dan Dosen di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI.
Dr. Lilis merujuk pada bergesernya mode belajar-mengajar tradisional menjadi versi digital, terjadinya penggabungan media digital interaktif, terlibatnya guru dan murid dalam aplikasi-aplikasi belajar yang
bersifat shared platforms, dan lahirnya konsep serta definisi baru pembelajaran.
Penelitian ini juga menyebutkan bahwa pendekatan Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics, Vocational (STEAMV) dianggap sebagai pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran vokasi masa depan. Ini karena pendekatan STEAMV dapat mendukung pembelajaran vokasi secara terpadu dan memperkuat 4 komponen kritis (4Cs) yaitu Creativity, Critical Thinking, Communication, and Collaboration.
Keduanya menyatakan bahwa kehadiran Covid-19 jelas mengantarkan ekosistem pendidikan vokasi kepada paradigma baru. Ini diharapkan dapat terinternalisasi ke dalam mentalitas institusi pendidikan dan menginspirasi visi pendidikan secara jangka panjang.
Peningkatan Soft Skills Pendidik dan Kemerdekaan Belajar Sementara dari hasil penelitian kedua, Dr. Ana, M.Pd, Wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI mengatakan, “Perkembangan situasi saat ini menuntut penajaman prioritas kompetensi guru vokasi. Terutama untuk mendukung kemerdekaan murid dalam belajar.”
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa guru di era merdeka belajar dituntut untuk mampu mengintegrasikan proses pembelajaran dengan teknologi, khususnya teknologi digital. Terutama karena pendidikan vokasi memiliki perbedaan yang signifikan dalam menyiapkan kompetensi
lulusannya, sesuai kebutuhan dan permintaan industri.
Red