Demo Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pakuan Minta Adanya Keterbukaan
BOGOR | JABARONLINE.COM – Sejumlah mahasiswa Univeristas Pakuan gelar aksi unjuk rasa di kampusnya sendiri, tepatnya di depan gedung Fakultas Hukum, Universitas Pakuan Bogor, Jum’at 4 Maret 2022.
Nampak beberapa Mahasiswa yang berkumpul sedang melakukan aksi demonstrasi. Mahasiswa tersebut ingin menyalurkan aspirasi, agar dekan mereka transparan dan terbuka terhadap kebijakan yang ada di Fakultas Hukum.
Saat aksi berlangsung, tak lama terlihat Dekan Fakultas Hukum, Yenti Garnasih menghampiri peserta aksi. Dengan tenang memberikan penjelasan kepada para mahasiswa yang berdemo sehingga demo pun berjalan aman kondusif.
Setelah aksi dan semua membubarkan diri seluruh awak media yang diwakili oleh Media Majalah Suara mencoba mengkonfirmasi kembali kepada Dekan Fakultas Hukum dan tak lama menunggu diperkenankan masuk untuk konfirmasi. Lalu saat di konfirmasi terkait apa yang terjadi tadi dirinya menjawab.
“Ya ini semua yang terjadi sangat mendadak saya juga kaget tetapi saya tidak tinggalkan justru saya menemui para mahasiswa saya dan mendengarkan aspirasi nya lalu menjawab nya,” kata Yeti Garnasih kepada wartawan, Sabtu, 5 Maret 2022.
Menurut Yeti Garnasih, para mahasiswa iti meminta agar pembelajaran bisa dilakukan secara tatap muka.
“Tapi kami belum bisa dikarenakan lantai 2,3 dan 4 sarana prasarana nya belum ada dimana yang seharusnya dari tahun lalu sudah diisi,” ucapnya.
Terkait pertanggung jawaban dana, Yeti mengaku tidak merasa ada dana yang mengalir ke fakultas.
“Kita itu sentralisasi fakultas itu tidak ada uang sama sekali jadi uang mahasiswa langsung menuju ke rekening universitas. Jadi silahkan tanyakan saja langsung ke pihak universitas,” tururnya.
Yeti mangatakan, keluhan mahasiswa terkait beberapa dosen yang belum melakukan zoomeeting dan belum mengajar.
“Putik simak beberapa kali ada masalah dari WiFi jaringan tekhnisnya dan sebagainya, karena itu semua langsung universitas jadi dengan begitu mahasiswa mengatakan merasa dirugikan karena kerap nilainya hilang lalu meminta simak itu dihapus,” katanya.
Menurut Yeti, karena itu sudah aturan nasional ya tidak mungkin dihapus, justru itu membantu agar tidak dapat merekayasa pengajaran dan penilaian, karena adanya simak ini justru langsung masuk ke pusat data Dikti.
“Konon kita ini beda dengan fakultas yang lain di Universitas Pakuan ini karena kita tidak punya sarana di lantai 2, 3 dan 4 belum cukup kelasnya lalu kami juga sudah menyurati dari tahun lalu untuk segera dipercepat tapi hasilnya sampai saat ini belum juga,” ujar Yeti.
“Jadi semuanya sudah dijelaskan kepada para mahasiswa mereka minta diantar ke Universitas kita akan sampaikan karena memang dari semua yang dikeluhkan yang diminta ini yang bisa memenuhi adalah kebijakan Universitas bukan kita. Intinya saya komitmen akan berbuat yang baik untuk semuanya,” pungkasnya. (Acep Sanusi /Tim)