Dinkes Kabupaten Bogor Gandeng Ratusan Tenaga Kerja Cegah HIV AIDS
BOGOR,JABARONLINE.COM- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor ajak dan edukasi ratusan tenaga Kesehatan se-Kabupaten Bogor, di Aula Dinkes Kabupaten Bogor. Hal itu dilakukan untuk cegah penularan HIV Aids dan PIMS, Hepatitis B serta sifilis dari ibu hamil ke anak. Serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengendalikan dan menangani kasus penyakit tersebut, Rabu (16/10/19).
Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Bogor, Dedi Syarif menuturkan Indonesia saat ini berada diurutan kelima sebagai negara yang beresiko HIV AIDS. Bahkan berdasarkan data, ada lima provinsi dengan jumlah terinveksi HIV terbesar yakni, Jatim, DKI Jakarta, Jateng, Papua dan Jabar. Untuk itu pencegahan dan eliminasi HIV AID, Hepatitis B, Sifilis dan PIMS harus ditingkatkan di Kabupaten Bogor.
“Kami gandeng 140 tenaga kesehatan Se-Kabupaten Bogor, untuk bersinergi dan meningkatkan kualitas dalam menangani, mencegah dan mengeliminasi penyakit tersebut. Salah satunya, optimalisasi pelayanan cek HIV AIDS, Hepatitis B dan Sifilis kepada ibu hamil dan penderita TBC , serta edukasi dini kepada masyarakat remaja usia sekolah,” Tuturnya.
Dedi menambahkan, seperti yang diamanatkan dalam Perbup no 9 tahun 2016 tentang penanggulangan HIV AIDS di Kabupaten Bogor. Maka dari itu, dibutuhkan sinergi dan komitmen dengan seluruh insan kesehatan Kabupaten Bogor, masyarakat, dan stake holder disemua lini. Fokus, serius dalam melaksanakan triple eliminasi penyakit tersebut.
“Terlebih Kabupaten Bogor menjadi wilayah destinasi wisata, yang berpotensi terjadinya penyebaran HIV. Apabila tidak dilakukan bersama-sama, kita tidak akan berhasil menanggulangi dan mengeliminasi kasus HIV. Kami berharap melalui kegiatan ini bisa meningkatkan kualitas dan kemampuan tenaga kesehatan Kabupaten Bogor, menuju masyarakat sehat terbebas dari HIV AIDS,” Tegas Dedi
Sementara itu, Kasi Penyakit Menular Dinkes Provinsi Jabar, Widyawati mengatakan, berdasarkan data hingga juni 2019, kasus HIV di Jawa Barat mencapai 40 ribu penderita, sedangkan untuk AIDS mencapai 10 ribu penderita. Penderita justru dialami anak-anak, Ibu Rumah Tangga (IRT), remaja bahkan tenaga kesehatan yang menangani pasien HIV AIDS.
“Ini perlu penanganan serius, jusrtru yang tertular adalah mereka yang tidak tahu apa-apa. Itu akibat perilaku orang disekitar serta pergaulan. Tenaga kesehatan juga harus terus diedukasi agar selalu menggunakan alat kelengkapan saat menangani pasien HIV agar tidak tertular. Serta peningkatan pelayanan deteksi dini HIV AIDS bagi ibu hamil untuk menekan angka HIV kepada anak-anak,” terang Widyawati.
Ditempat yang sama, Ketua Sekretariat KPA Provinsi Jabar, Imam menegaskan, penularan HIV AIDS perlu diwaspadai, karena saat ini meningkatnya penderita HIV baru di Jabar. Justru terjadi kepada mereka kelompok usia 15-24 tahun, bahkan peningkatannya mencapai 30 persen yang sebelumnya hanya mencapai 15 persen.
“90 persen penularan HIV melalui seksual sudah mendominasi. Ini sudah menyapa mereka para remaja, anak-anak SMP, SMA dan perguruan tinggi. Untuk itu kami mengajak seluruh insan kesehatan Kabupaten Bogor, untuk bersinergi dengan kami dalam mencegah dan memberantas kasus HIV AIDS. Melalui layanan eliminasi HIV AIDS, terutama kepada usia remaja dan ibu hamil,” Ungkapnya.
Karena menurutnya, jika tidak tidak dihentikan melalui ibu hamil, dan masyarakat kelompok 15-24 tahun, maka mereka akan menjadi penyumbang tetap penularan HIV AIDS, “Kita perlu bergandengan tangan, sinergi, dalam menangani kasusu ini. Karena HIV sampai saat ini belum ada obatnya”.
Atik koswara – 010