Duga Adanya Jual Beli Jabatan di BJB, FMJ Minta Koreksi dan Evaluasi

Duga Adanya Jual Beli Jabatan di BJB, FMJ Minta Koreksi dan Evaluasi

Smallest Font
Largest Font

Bandung – Usai hengkang Direktur Utama Bank Jabar Banten (BJB) inisial AI, sejumlah posisi tidak strategis digeser ke yayasan dengan jabatan tak jelas. Namun, pejabat eksekutif tersebut dinilai rancu dan tak proporsional.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Yuddy Renaldi yang ditetapkan sebagai Direktur Utama BJB oleh OJK pun melakukan beberapa mutasi dan rotasi di internalnya menjadi perhatian sejumlah pihak.

Dengan itu, Handi selaku anggota Badan Badan Penelitian dan Pengembangan Forum Masyarakat Jabar (BALITBANG FMJ) mengungkapkan, pihaknya kembali menyoroti fenomena mutasi dan rotasi di tubuh BJB. Balitbang FMJ mencatat beberapa nama yang kembali sebagai jajaran pemimpin divisi di BJB.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Tidak hanya itu, dia menyebutkan terdapat seseorang dengan inisial GM yang menduduki jabatan Pemimpin Divisi IT, namun tidak memiliki basic kuat di IT dan menjadi polemik. Kemudian, pihaknya mengira itu hanya kepentingan kelompok.

“Ini menjadi tanda tanya besar, bagaimana bisa secara basic saja tidak ada dalam bidang IT. Lantas pengelolaan divisi IT dan pengembangan IT BJB nanti ke depannya bagaimana? ataukah karena GM merupakan gerbong AI telah dititipkan sebelumnya?,” ucap Handi kepada wartawan, Selasa (20/08/2019).

Dikatakan Handi, sebelumnya ada DY menjabat sebagai Pemimpin Divisi HC namun digeser ke Yayasan pada masa Plt Direktur Utama (Dirut) Agus Mulyana dan saat ini kembali ke posisi Pemimpin Divisi HC.

“Selain itu juga masih ada beberapa nama lain seperti HP, M dan beberapa nama lain yang diduga berlindung dibalik dua orang direktur existing yg berasal dari internal BJB. Kami juga menduga bahwa dibalik itu semua terdapat peran (Orang Dekat) yang masih berkeinginan untuk merecoki manajemen BJB yang ingin segera mengembalikan performancenya,” katanya.

Handi menduga adanya transaksi jual beli jabatan di tubuh BJB. Hal itu dibuktikan dengan copy surat ber kop BJB yang diperoleh FMJ.

“Bukan tidak mungkin fenomena ketidak profesionalan atau cara window dressing yg dilakukan rezim sebelumnya akan kembali menjadi tren di jajaran direksi,” tuturnya.

Oleh karena itu, pihaknya sangat berharap kepada para pemegang saham Seri A, terutama Gubernur Jabar agar segera melakukan koreksi dan mengevaluasi kondisi yang saat ini terjadi. FMJ juga berharap pasca dilantiknya DPRD tidak terkontaminasi dan dapat menjalankan fungsi kontrolnya.

(ON)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
admin Author