Duh, Oknum Kades Wargajaya Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Wartawati
JABARONLINE.COM – Dunia jurnalistik kembali tercoreng dengan dugaan pelecehan seksual yang dialami seorang wartawati saat menjalankan tugasnya. Insiden tersebut terjadi di Kantor Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, pada Rabu siang, 12 Februari 2025.
Korban, yang merupakan jurnalis dari media terverikasi di Dewan Pers, Media Kabar Daerah dengan inisial IN, datang ke kantor desa untuk meminta klarifikasi dari Kepala Desa (Kades) Wargajaya, Ooy Tamami, terkait persoalan warga. Namun, alih-alih mendapatkan jawaban profesional, Ooy justru diduga melakukan tindakan tidak pantas dengan menyelipkan amplop berisi uang ke arah area sensitif korban. Aksi tersebut disaksikan oleh seorang wartawan lain bernama Warno.
Terkejut dan marah atas perlakuan tersebut, korban langsung berteriak. "Pak Kades itu kurang ajar! Ini pelecehan, Pak! Bapak ini pelecehan!" ucapnya sambil mengejar Kades Wargajaya, Ooy yang buru-buru masuk ke ruangannya, menghindari konfrontasi lebih lanjut, hingga wartawati tersebut kini shock dan trauma.
Ketua IWO Bogor Raya: Tindak Tegas Oknum Kades yang Lakukan Pelecehan Seksual terhadap Wartawati
Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Bogor Raya, Brodin, dengan tegas mengecam tindakan yang diduga dilakukan oleh Ooy Tamami. Ia menilai bahwa kejadian ini bukan hanya pelecehan seksual terhadap wanita, tetapi juga bentuk intimidasi terhadap kebebasan pers.
"Kami mengecam keras segala bentuk pelecehan terhadap jurnalis, terlebih kepada wartawati yang sedang menjalankan tugasnya. Ini bukan hanya tindakan amoral, tetapi juga pelecehan terhadap profesi wartawan yang memiliki peran penting dalam mengawal transparansi dan keadilan," ujar Brodin, pada Jumat (14/2).
Brodin menambahkan bahwa IWO Bogor Raya akan mengawal kasus ini hingga tuntas. "Kami mendesak aparat penegak hukum untuk segera bertindak. Jangan sampai kasus seperti ini dibiarkan, karena akan menjadi preseden buruk bagi jurnalis perempuan yang menjalankan tugasnya," tegasnya.
Minimnya Perlindungan bagi Wartawati di Lapangan
Kasus yang dialami oleh IN bukanlah yang pertama kali terjadi. Wartawati yang bertugas di lapangan sering kali menghadapi ancaman, pelecehan, hingga intimidasi dari pihak yang merasa terganggu dengan pemberitaan mereka.
Profesi wartawan yang seharusnya dihormati justru sering menjadi sasaran kekerasan verbal dan fisik.
Dina berharap ada regulasi yang lebih ketat dalam melindungi jurnalis perempuan di lapangan. "Kasus ini harus menjadi titik balik bagi pemerintah dan organisasi pers untuk memperkuat perlindungan terhadap wartawati. Jika dibiarkan, ini akan menghambat kebebasan pers dan melanggengkan budaya pelecehan terhadap perempuan," tambahnya.
Belum Ada Pernyataan Resmi dari Pihak Terkait
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Kecamatan Sukamakmur maupun Kepala Desa Wargajaya belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini. Ketua Asosiasi Kepala Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Bogor, Abdul Ajis Anwar, ketika dikonfirmasi mengaku belum mengetahui informasi tersebut.
"Saya cek dulu ya ke DPK," singkatnya.
Kasus ini kini menjadi perhatian serius bagi komunitas pers, aktivis perempuan, dan masyarakat luas. Banyak pihak berharap agar aparat hukum segera bertindak tegas, memberikan keadilan bagi korban, dan mencegah kejadian serupa di masa depan. (Bro)

