Ekonomi Jabar Bangkit Di Triwulan Ketiga, Kata Pakar Dan BI : Tergantung Keseriusan Kita Lawan Covid-19

Ekonomi Jabar Bangkit Di Triwulan Ketiga, Kata Pakar Dan BI : Tergantung Keseriusan Kita Lawan Covid-19

Smallest Font
Largest Font

BANDUNG | JABARONLINE.COM – Perekonomian Jawa Barat (Jabar) pada triwulan ketiga 2020 diperkirakan akan membaik meski belum pulih seluruhnya. Prediksi ini diambil setelah beberapa indikator ekonomi mengalami pertumbuhan, yang sebelumnya mengalami kontraksi.

Meski demikian, percepatan pemulihan ekonomi akan sangat tergantung pada keseriusan Pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi Covid-19.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Itulah kesimpulan seminar daring bertajuk “Peluang dan Tantangan Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan ketiga dan keempat, tahun 2020” yang diselenggarakan Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar, Jumat (4/9/2020).

Baca Juga

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content
Gubernur Jabar Ridwan Kamil Resmikan Smart Digital Village Pesantren di Suryalaya

Pembicara dalam webinar tersebut adalah Kepala Group Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Perwakilan Jabar, Pribadi Santoso, Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jabar Dudung Supriyadi, serta pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Yayan Satyakti.

Webinar dibuka oleh Wakil Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar, Jajat Priatna Purwita dan dipandu Ketua Pokja Kebijakan Ekonomi dan Jasa Keuangan Satgas, Acuviarta Kartabi.

Pribadi Santoso mengungkapkan, beberapa indikator ekonomi Jabar telah mengalami peningkatan seperti indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, tingkat hunian hotel, penerimaan pajak, mobilitas penduduk serta, ekspor luar negeri.

“Ini mungkin saja sebagai dampak dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beberapa waktu lalu. Kita optimistis pada triwulan ketiga dan keempat akan ada pertumbuhan ekonomi yang lebih berarti,” ujar Pribadi.

Ia menjelaskan, mobilisasi masyarakat yang meningkat diperkirakan dapat kembali mendorong konsumsi. Selain itu, pembukaan kembali objek wisata dengan syarat protokol kesehatan, juga mulai menunjukkan geliat konsumsi. Terbukti dengan okupansi kamar sebesar 27,20 persen pada awal triwulan ketiga 2020, dari semula 13,50 persen pada triwulan kedua 2020.

Selain itu, jumlah penumpang domestik di Bandara Husein Sastranegara Bandung juga mulai menunjukkan kenaikan. Pada Juli 2020, jumlah penumpang tercatat sebanyak 5.589 orang. Hal ini meningkat dibanding bulan Juni lalu, yang hanya sebanyak 2.808 orang.

“Kami perkirakan, jumlah penumpang akan terus mengalami kenaikan seiring dengan telah beroperasinya kembali maskapai penerbangan domestik. Inilah yang membuat kita optimistis pada triwulan ketiga dan keempat, perekonomian kita akan lebih baik,” ujar Pribadi.

Untuk mempercepat pemulihan ekonomi Jabar, Pribadi menyarankan supaya Pemda Provinsi Jabar dan Pemerintah Pusat mempercepat belanja pemerintah sehingga, bisa mempengaruhi pemulihan ekonomi. Salah satunya dengan mendorong proyek skala nasional dan proyek insfrastruktur strategis di Jabar seperti, pembangunan pelabuhan Patimban dan KCIC.

Selain itu, mendorong operasional sektor-sektor ekonomi dengan risiko rendah dan dampak besar seperti pertanian melalui digital farming, farmasi dan kesehatan, informasi dan komunikasi, serta yang lainnya.

“UMKM juga harus dipulihkan dengan cepat melalui digitalisasi, menjaga investasi tetap berdaya saing, termasuk mengoptimalkan potensi untuk menangkap relokasi investasi,” tuturnya.

“Yang juga sangat penting adalah menjaga ekspektasi masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi yang akan datang, menjaga keyakinan investor untuk tetap berinvestasi di Jabar, serta mendorong kreativitas dan keterlibatan semua pihak dalam imlementasi adaptasi kebiasaan baru,” lanjutnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad), Yayan Satyakti menilai, pemulihan dan penyehatan ekonomi sangat tergantung pada keseriusan pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan. Bila protokol kesehatan diabaikan, malah akan tumbuh klaster-klaster penyebaran baru yang justru menghambat pemulihan ekonomi.

Red

Editor : Dita Sekar Sari 21

Editors Team
Daisy Floren