Folk Musik Bogor Belum Mati, Album Kompilasi Komplikasi Balada Balaga Bogor Bodor Adalah Bukti

Folk Musik Bogor Belum Mati, Album Kompilasi Komplikasi Balada Balaga Bogor Bodor Adalah Bukti

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM – Musik Balada, atau yang lebih keren di sebut musik Folk sepertinya tidak akan pernah mati. Walau membeku atau dibekukan, sejatinya musik Folk telah melebur di semua aspek.

Tak bohong bila musik Folk berpengaruh besar untuk semua genre musik yang ada hingga saat ini.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Untuk wilayah Kota Bogor ada banyak musisi bertebaran yang memainkan beragam jenis genre musik, salah satunya adalah genre musik Folk.

Warna musik sederhana yang kerap lebih dominan dengan menyajikan petikan gitar dan vokal dengan isi lirik seputar kehidupan sehari-hari dan tak jarang tentang hal-hal sepele ini masih eksis terdengar.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Pada hari minggu 13 Agustus 2023 sekumpulan musisi folk asal Bogor menggelar peluncuran album kompilasi yang bertajuk “Kompilasi Komplikasi Musik Balada Balaga Bogor Bodor” yang digelar di warung kopi mungil di kawasan Jalan Sumeru No 12 Bogor Tengah yang bernama Sapa Remaja.

Para musisi folk asal Bogor yang sebelumnya tergabung dalam suatu komunitas bernama Sandiswara ini sejak awal telah melangsungkan pergerakan musik yang terbilang unik dan sederhana.

Sekitar tahun 2018, Sandiswara telah rutin menggelar pertunjukan yang tak biasa, mereka memanfaatkan ruang-ruang publik untuk memamerkan karya musiknya.

Sebut saja trotoar jalan, taman kota, hingga kolong jembatan sering mereka jadikan sebagai panggung.

“Sandiswara sejatinya adalah ruang alternatif untuk para musisi sidestream dalam berbagi karya musik yang telah dibuat. Dengan semangat tongkrongan, kami tidak pernah muluk-muluk untuk berkarya. Siapa saja berhak untuk memainkan musik. Dan siapa saja juga berhak untuk menampilkan musik yang telah dibuat. Semoga apa yang sudah kami buat sedikitnya dapat menambah wawasan baru tentang musik,” sebut Cobra saat hendak memulai acara peluncuran album kompilasi.

Album Kompilasi Komplikasi Musik Balada Balaga Bogor Bodor diisi oleh Jembatan Merah, Sejawat, Wisnu, Azmi Permana, Sukmawelas, dan Diserojakan. Dalam pembuatan album, lagi-lagi mereka seolah tak kehabisan ide menarik.

Dipilihnya dapur tempat memasak kepunyaan Sapa Remaja untuk merekam materi-materi dari para pengisi album. Proses rekaman pun terbilang sederhana dengan peralatan yang seadanya.

Mungkin ini yang disebut sebagai musik sederhana dengan semangat tongkrongan yang nekat dan terkesan main-main namun mampu menghasilkan karya kolektif yang tak biasa.

Album Kompilasi Komplikasi Musik Balada Balaga Bogor Bodor dirilis dalam bentuk fisik berupa CD yang dibandrol seharga Rp. 35.000.

Sekitar 12 track terisi di dalamnya. Semua proses pengerjaan album hingga perilisan dikerjakan secara kolektif dengan semangat tongkrongan yang Do It Yourself.***

Editors Team
Daisy Floren