Gaet Kaum Milenial, Prawita GENPPARI Manfaatkan Podcast Untuk Promosi Pariwisata

Gaet Kaum Milenial, Prawita GENPPARI Manfaatkan Podcast Untuk Promosi Pariwisata

Smallest Font
Largest Font

JAKARTA | JABARONLINE.COM – Sebagaimana diketahui bersama bahwa sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang merasakan betul dampak dari pandemi covid-19. Oleh karenanya, sangat tepat harapan Pemerintah untuk memulihkan sektor pariwisata didukung oleh semua lapisan masyarakat, terutama komunitas pegiat pariwisata Indonesia.

Prawita GENPPARI tidak henti-hentinya terus melakukan berbagai terobosan agar aktivitas pariwisata mulai tumbuh kembali dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Ada banyak terobosan kreatif yang dilakukan, termasuk membuat content untuk Podcast. Sehingga Prawita GENPPARI, bisa menjadi jembatan untuk menginformasikan berbagai keindahan dan pesona Indonesia di berbagai pelosok.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Membangun konten kreatif menggunakan podcast agar mampu menjadi magnet kaum milenial untuk mendatangi objek wisata tersebut. Apalagi kita tahu bahwa saat ini media podcast sedang menjamur dimana-mana,” ujar Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Jakarta, Rabu (12/8/20).

Kemudian Dede juga menambahkan, bahwa bentuk Podcast yang berupa suara, memungkinkan setiap orang untuk mendengarkannya di manapun dan kapanpun. Apalagi beberapa aplikasi Podcast juga menawarkan fitur download, sehingga memudahkan untuk mengakses tiap-tiap episodenya.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Pengertian Podcast sendiri secara umum, adalah sebuah rekaman audio yang dapat didengarkan oleh semua orang. Jadi secara prinsip Podcast ini tidak jauh berbeda dengan radio, karena hanya menampilkan suara saja. Adapun topik yang dibahasnya tentu ada banyak ragamnya. Podcast bisa didengarkan kapan saja dan dimana saja. Baik diperjalanan saat akan kerja ke kantor, pulang dari kantor, atau bepergian jarak jauh, podcast dapat selalu didengarkan.

Adapun pengertian podcast menurut Oberlo, adalah siaran audio yang terpampang di web maupun platform–platform lainnya. Asal katanya berasal dari iPod dan broadcast. Pod diambil dari pemutar media digital dari Apple “iPod” dan cast diambil dari istilah radio “broadcast”. Perkembangannya saat ini sangat luar biasa, terus tumbuh subur dan banyak sekali diminati, khususnya oleh kaum muda milenial. Sehingga tidak heran jika banyak orang yang berlomba-lomba, untuk membuat podcast sendiri. Podcast dapat diakses melalui komputer, tablet, maupun handphone.

Selanjutnya terkait dengan durasi waktu atas konten podcast yang akan dibuat, menurut Dede tidak ada kriteria khusus harus berapa lama, gaya dan formatnya seperti apa, serta tingkat produksinya harus bagaimana. Sehingga durasi tersebut bervariasi, dari beberapa menit hingga jam. Sedangkan formatnya, biasanya seperti wawancara antara host (pembawa acara) dengan narasumber. Selain itu, bisa juga hanya dengan seorang diri.

“Beberapa Podcast ada yang dibuat seadanya tanpa diedit sama sekali dengan menggunakan peralatan yang sangat terbatas. Namun ada juga yang direkam dulu di studio dengan menggunakan peralatan yang canggih dan lengkap, kemudian diedit sedemikian rupa untuk memasukkan iklan, musik pengiring, dan lain-lain. Topiknya ada bermacam-macam, mulai dari travelling, musik, entertainment, olahraga, dan lain-lain. Jadi terkait dengan kepariwisataan maka kontennya seputar perjalanan menuju objek wisata atau eksplorasi keindahan dengan mendeskripsikan setiap pesona yang ada.
Dengan demikian maka lahirnya beberapa bentuk atau model podcast, seperti Podcast interview yaitu Podcast yang menggunakan format seperti sedang interview atau wawancara. Lalu ada Podcast solo yang hanya dijalankan satu orang saja tanpa adanya tamu maupun co-host. Biasanya disajikan dalam bentuk monolog, yaitu pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri. Kemudian ada juga Podcast multi-host, yaitu podcastyang diisi oleh dua host atau bahkan lebih, sehingga akan terdengar lebih ramai jika dibandingkan dengan podcast solo,” jelasnya.

“Sementara itu terkait dengan aplikasi Podcast yang banyak digunakan saat ini, setidaknya ada 3 aplikasi yang cukup familiar di masyarakat. Misalnya Anchor, yang merupakan salah satu aplikasi podcast yang terdengar familiar dibanyak kalangan. Selain bisa mendengar, juga bisa membuat podcast sendiri. Ada juga aplikasi Podbean yang menyajikan banyak koleksi podcast dan sudah dikategorikan dengan rapi. Para pengguna dapat berlangganan podcast yang mereka suka. Terakhir aplikasi Castbox yang menyajikan lebih dari 1 juta koleksi Podcast yang dikumpulkan dari berbagai macam sumber seperti iTunes dan lain-lain. Aplikasi ini sama seperti Anchor, karena dapat diunduh secara gratis tanpa adanya iklan,”lanjutnya.

“Dengan demikian maka Podcast ini bisa digunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran, khususnya digital marketing untuk setiap destinasi wisata, bahkan untuk suatu objek yang masih bersifat potensi wisata. Semoga apa yang dilakukan oleh Prawita GENPPARI, dengan segala kiprahnya dalam memajukan pariwisata Indonesia bisa berhasil, dan semua dipersembahkan untuk bangsa dan negara yang tercinta ini,” pungkas Dede mengakhiri perbincangan.

ATX

Editors Team
Daisy Floren