Gema Takbir Berkumandang Ditengah Wabah yang Semakin Menggelora

Gema Takbir Berkumandang Ditengah Wabah yang Semakin Menggelora

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM – Tak terasa hari berganti Bulanpun bersemi Ramadhan telah berlalu, Kini Djulhijjah tiba. Maraknya upaya yang dilakukan sang hamba untuk sang Pencipta, dengan meningkatan ibadah mendekatkan diri kepada sang Pencipta. Mulai dari pembersihan diri melalui puasa sunnah, sedekah, menjaga lisan, juga sifat-sifat perbuatan baik yang harus dilakukan sebagai penyempurna ibadah.

Idul Adha dikenal dengan sebutan “Hari Raya Haji” dimana kaum muslimin sedang melakukan ibadah haji, melaksanakan wukuf di Arofah. Dengan memakai pakaian serbah putih, yang disebut dengan ihram. Pakaian ini melambangkan persamaan aqidah dan pandangan hidup, yang meliputi tatanan kehidupan tidak ada perbedaan ras, suku, dan bangsa. Mereka semuanya sama sederajat sebagai makhluk ciptaan-Nya. Keberadaaan mereka sama yaitu bertujuan mendekatkan diri kepada Alloh, dengan sama-sama mengucapkan kalimat talbiyah Laabaiik Allohummah Laakalabaik Laabaikkalaasarikalaaka Labaik Innalhamdzah Wanikmatan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Disamping itu, Idul Adha juga dinamakan “Idul Qurban” karena pada hari itu, Alloh memberikan kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya. Bagi umat muslim yang belum mampu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberikan kesempatan untul berqurban yaitu Menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketaqwaan dan kecintaan kepada Alloh SWT. Idul Adha juga mengingatkan kisah perjalanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Dimana saat itu terjadi ujian berat, tertorehkan sebagai hamba yang mengharuskan seorang ayah untuk menyembelih anaknya sendiri. Karena itu sebuah perintah. Maka Nabi Ibrahimpun tidak bisa menolak. Karena rasa taat dan taqwa, serta keikhlasnya kepada Alloh Swt, sehingga Alloh menggantikannya dengan seekor domba sebagai pengganti putra kesayangannya. Sehingga hari raya Idul Adha diperingati sebagai hari raya qurban.

Perayaan Idul Adha kali ini mengisahkan seribu kisah, karena berbarengan dengan adanya wabah covid-19. Kini sudah memasuki bulan kelima dari datangnya wabah yang amat ganas ini. Semakin hari kasus virus corona semakin bertambah. Demikian juga tingkat kematian yang ada, semakin meningkat. Oleh karena itu dalam pelaksanaan sholat Idul Adha, yang seharusnya dilaksanakan dilapangan secara bersamaan tidak bisa dilaksankaan. Himbauan pemerintah tentang pelaksanaan sahalat Ied harua diikuti. Agar pelaksanakanya dilaksankaan di rumah atau di musholah-musholah terdekat dengan tidak berjumlah banyak. Sehingga bisa mengurangi kerumunan yang bisa mengurangi penyebaran virus corona yang semakin menyebar luas.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Sholat Ied tetap bisa dilaksanakan dengan menggunakan protokol kesehatan. Tetap cuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak antara satu orang dengan yang lainnya. Hari kemenangan tetap dijaga dengan penuh kewaspadaan karena virus yang melanda dan tidak bisa dilihat dengan kasad mata. Wahai virus, segeralah pergi dari negeriku Indonesia agak kami bisa tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Beribadah dengan maksimal tanpa halangan, bisa mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan masyarakat yang normal dan tetap sehat seperti sediakala. Tetap dengan protokol kesehatan, sehat, sehat, sehat bangsaku majulah bangsaku, Indonesia negeriku tercinta.

Aqidatul Mufarikhah, M.Pd.
Guru SMPN 2 Gunungputri

Editors Team
Daisy Floren