Hampir Setiap Tahun PPDB Bermasalah?
Bogor – Hampir setiap tahun, penerimaan siswa baru baik SMPN maupun SMAN dan SMKN di Bogor Raya senantiasa bermasalah. Pemerintah di kedua daerah itu, nyaris tak berdaya atas keluhan warga kotanya
“Salah satu penyebabnya besaran SMPN tak seimbang dengan jumlah SMAN dan SMKN, baik di Kota maupun Kabupaten Bogor. Sehingga permasalahan tersebut menjadi perbincangan hangat dan hujatan sengit oleh warga Kota maupun Kabupaten Bogor, ” kata Pengamat Kebijakan Publik H. Deden saat anjangsono dengan kuli tinta di kantor Pokja Wartawan Kota Bogor, Rabu (10/07/2019).
Menurutnya, keluhan PPDB ini tidak pernah mendapat solusi yang tepat, baik dari Pemkot maupun Pemkab Bogor. Sehingga nyanyian sumbang para orang tua nyaris diabaikan oleh Pemkot maupun Pemkab Bogor.
“Baik Pemkot maupun Pemkab tidak pernah ada upaya untuk menambah sekolah baru dan yang ada merehab sekolah yang sudah ada,” kata H. Deden.
Akibatnya, keluhan warga tentang PPDB terutama tingkat SLTA senantiasa menuai masalah yang tak terpecahkan. Pada kesempatan itu, H. Deden memaparkan keadaan SLTP, dimana di Kota Bogor terdapat 265 SD semuanya ingin masuk SMP Negeri, bila ditumpahkan? SMP pun tidak mampu menampung keinginan warga kotanya,” tegas H. Deden.
Sementara, ketua Pokja Wartawan Kota Bogor Ahyar Matondang, di tempat terpisah,kebijakan pusat tentang pendidikan sangat merugikan daerah. Dengan adanya sistem PPDB jarak zona, dibagi menjadi zona kombinasi, zona ketem, zona ABK, zona prestasi SHUN, zona prestasi non SHUN dan perpindahan dibagi berdasarkan presentasi berdasarkan ketentuan pemerintah pusat yang berakibat menjadi carut marut.
“Siswa yang tamatan SD, berada pada jarak tempat tinggal yang tidak jauh dari titik sekolah terhapus dengan adanya zona prestasi. Yang jadi pertanyaan kemana anak harus sekolah?,” tanya Ahyar.
Dengan penuh bahasa berharap Ahyar meminta kebijakan pemerintah pusat untuk dikaji ulang.
(ON)