Hari Buku Dunia: "Jejak Buku Dalam Perbaikan Peradaban"
Penulis: Dwi Arifin (Jurnalis Media Cetak & online, Duta Perpustakaan Dispusipda Jawa Barat)
Hari Buku Sedunia, dikenal pula dengan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia dan Hari Buku Internasional, merupakan hari perayaan tahunan yang jatuh pada tanggal 23 April yang diadakan oleh UNESCO untuk mempromosikan peran membaca. penerbitan, dan hak cipta. Hari Buku Sedunia dirayakan pertama sekali pada tanggal 23 April 1995.
Pentingnya budaya membaca sudah diakui dunia. Kalau dilihat dari catatan sejarah membaca menjadi sumber pendidikan yang sangat sederhana dan dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat. Bukankah kita menyadari bahwa ilmu pengetahuan yang berbuah jadi keahlian atau karakter yang diperoleh dari membaca menjadi jalan perbaikan individu yang berpengaruh pada masyarakat.
Dulu sumber bacaan hanya diperoleh dari kitab suci, lalu kitab terbitan ulama, atau buku terbitan dari berbagi penulis dengan latar keilmuan yang berbeda. Saat ini sumber bacaan hadir dalam bentuk kemasan melalui media online dan sejenisnya. Sehingga publik baca sangat dimudahkan untuk memperoleh ilmu yang tersebar diberbagai penjuru.
Kalau dari pengalaman penulis, banyak hal yang menarik saat budaya membaca ditekuni. Mulai dari mudah berkomunikasi dengan semua lapisan masyarakat. Mudah menambah relasi baru, dipersingkat untuk menambah keahlian baru. Hingga memiliki kesempatan untuk berbicara dihadapan publik untuk kepentingan umum.
Dari segi ekonomi, ternyata membaca bisa meningkatkan penghasilan. Kita beli buku misal dengan harga yang sederhana diangka Rp.40.000 dari ilmu itu kita seolah-olah memiliki kekayaan harta yang berlipat dari harga buku itu. Karena para pakar juga menyakini bahwa kekayaan yang mahal itu memiliki waktu dan ilmu.
Buku terkadang mampu menjadi teman setia dikala sepi, menjadi alat memperoleh ilmu untuk mengevaluasi masa lalu dan membangun masa depan. Karena ilmu pengetahuan selalu menjadi modal perbaikan peradaban.
Buku diantara alat untuk proses pendidikan. Aktifitas pendidikan tak bisa terlepas untuk modal perbaikan kehidupan generasi bangsa. Semua karya hingga prestasi diawali dengan proses pendidikan. Buku menjadi sumber pengetahuan yang dapat diterima berbagai karakter manusia.
Peran pendidikan sangat utama dalam perbaikan awal atau lanjutan peradaban. Seperti yang terjadi saat kaisar Jepang melihat negaranya hancur karena bom. Yang pertama ditanya apakah masih ada sumber-sumber pendidikan untuk membangun negara ini kedepannya? Hal ini menjadi bukti penting adanya sumber ilmu dalam masayarakat.
Selain itu dari segi medis dan psikologis. Buku bacaan dapat menguatkan daya ingat, meningkatkan percaya diri, menambah ketenangan jiwa dengan modal pengetahuan, menstabilkan semangat dari kejenuhan, meningkatkan status sosial hingga kualitas kehidupan. Dari alasan yang sangat banyak itu dari membaca buku, seharusnya anda tak memiliki alasan untuk tidak menyempatkan membaca buku.
Selain menguatkan daya baca harus juga diimbangi dengan budaya menulis. Karena keduannya saling mengabadikan ilmu pengetahuan. “Tulislah kisah hidup orang terbaik sekitarmu. Jika mereka meninggal dunia maka engkau seolah-olah menghidupkannya. Dan jika tulisannya dibaca & diteladani. Maka akan mengalir kebaikannya kepadamu dan kepadanya. Karena yang membedakan abadinya orang yang berilmu dan tidaknya, ialah karya tulisnya”
“Selamat hari buku sedunia, mari kita tumbuhkan dan tularkan budaya baca untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”