Hari Pers 2021: "Abadikan Karya Dengan Jurnalistiknya & Menguatkan Fungsi Kontrol Sosialnya"
BANDUNG | JABARONLINE.COM – Hari Pers Nasional diperingati setiap 9 Februari setiap tahunnya dan peringatan ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Menurut catatan sejarah awal lahirnya surat kabar dan pers. Sebenarnya berkaitan & tidak dapat dipisahkan dari sejarah lahirnya idealisme perjuangan bangsa mencapai kemerdekaan.
Di zaman revolusi fisik, lebih terasa lagi betapa pentingnya peranan dan eksistensi pers sebagai alat perjuangan. Media masa menjadi saluran membangun semangat dan optimisme untuk mencapai puncak kemerdekaan.
Baca Juga : Pemerintah Desa Kaso Canangkan Pengembangan Potensi Desa Agrowisata
Dalam iklim demokrasi pada saat ini Pers adalah Pilar ke-4 demokrasi setelah lembaga Eksekutif (Pemerintahan), Legislatif (DPR/Parlemen), dan Yudikatif (Lembaga Hukum). Tentunya, dengan fungsi sebagai alat Kontrol sosial dalam masyarakat/khalayak, serta sebagai pilar ke-4 demokrasi. Peran Pers pada saat ini begitu sangat penting di masyarakat.
Dari masa ke masa, pers dalam bentuk media cetak dan online tetap setia hadir di lingkungan umaro hingga ulama, akademisi, pengusaha, generasi muda dan masyarakat menengah bawah. Media masa menjadi jalur komunikasi semua pihak.
Mulai dari komunikasi berisi sosialisasi wacana pemerintah, penyebaran agama dalam satu negara, promosi produk pengusaha, gagasan dari kaum akademisi, hingga eksistensi kaum milenial dan harapan / keluh kesah rakyat bawah.
Moto hari pers tahun ini yang ingin penulis bahas ialah Abadikan Karya Dijurnalistiknya & Menguatkan Fungsi Kontrol Sosialnya. Setiap manusia pasti punya karya, setiap karya yang tidak diabadikan dalam bentuk jurnalistik. Maka karya tidak akan tersebar kemana-mana dan akan hilang ditelan masa. Namun jika karya disempurnakan dalam bentuk jurnalistik, maka karya akan bisa hadir dari masa ke masa.
Selain itu pers juga bisa hadir menjadi solusi komunikasi. Karena masih banyak kebuntuan komunikasi antara pejabat dengan rakyatnya. Kaum akademisi yang bertugas mengedukasi lapisan masyarakat lintas generasi. Dan para ulama yang bertugas menyebarkan agama seluas-luasnya. Dan kaum pengusaha yang perlu mempromosikan produknya ke para konsumennya. Dari kondisi tersebut media masa bisa difungsikan oleh semua pihak yang berkepentingan.
Selain itu pers / media masa, bisa berperan mencegah ketidak adilan, kecurangan, potensi keburukan dan kebijakan yang melampaui kewenangan / tidak sesuai dengan Undang-undang, kearifan lokal & aturan agama. Karena secara psikologis, orang tidak mau sikap negatif dirinya tersebar dan diketahui publik. Maka mereka akan berhati-hati bahkan takut terhadap kinerja pers. Sehingga hal itu, secara tidak langsung menjadi sistem pencegahan agar tidak terjadi kerusakan sosial.
Maka pada hari pers ini, dimasa pandemi dan banyaknya masalah sosial. Pers harus tetap hadir menebar optimisme, menjadi pendamping hingga sosial kontrol dari setiap kebijakan. Ikut serta mengedukasi publik untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dan menjadi pencegah gejala masalah sosial, lalu menjadi penyedia solusi masalah sosial.
Pers dan media masa akan selalu ada. Selagi manusia masih menyukai tulisan dan foto. Dan akan tetap adaptasi mengikuti perkembangan dan kemajuan jaman. Karena di dalam negara atau daerah yang maju akan selalu ada pers / media masa yang maju juga. Bahkan tetap setia menjadi inovator atau sosial kontrolnya. “Selamat hari pers nasional 2021”.
Penulis: Dwi Arifin (Jurnalis Media Cetak & Online)