Heboh! Antrian Panjang di Pengadilan Agama Bandung
BANDUNG | JABARONLINE.COM – Pengadilan Agama Soreang Bandung dibanjiri pengunjung. Video yang menunjukan panjangnya antrian di PA (Pengadilan Agama) Soreang, menjadi heboh dan viral. Video tersebut diunggah oleh akun Twitter @StefhanieQueen dan mengatakan bahwa antrian tersebut bukan antrian untuk penerimaan bansos, melainkan antrian orang-orang untuk mengajukan penceraian.
“Ini bukan antrian penerima bansos guys tapi, ini antrian orang-orang yang mau cerai di Pengadilan Agama Sorean. Pantas, kemarin baca berita kalua tingkat penceraian di Bandung meningkat,” ucap Stefhanie pada akun Twitter nya.
AdvertisementScroll To Continue with Content
Pada masa pandemic ini memang banyak rintangan khususnya, untuk yang sudah berkeluarga. Masa pandemic yang tidak dapat ditentukan kapan akan berakhir, menguji kesabaran dan keharmonisan keluarga saat hanya boleh berada di dalam rumah. Tetapi, untuk beberapa orang tantangan ini terlalu sulit untuk dilewati.
Baca Juga
AdvertisementKonten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.Scroll To Continue with Content
Dikutip dari cnnindonesia.com, antrian panjang yang telah tersebar luas di medsos (Media Sosial) tersebut dibenarkan oleh Panitera Muda Gugatan Pengadilan Agama Soreang Ahmad Sadikin. Ahmad mengatakan bahwa, antrian tersebut terjadi pada pagi hari pukul 09.00 WIB.
“Rata-rata setiap hari memang penuh biasanya, Senin, Selasa, dan Kamis yang penuh,” ungkap Ahmad saat diwawancarai oleh wartawan CCN Indonesia, (24/08/20).
Ahmad mengatakan juga bahwa karyawan nya dapat melayani hingga lebih dari 150 gugatan cerai dalam satu hari. Puluhan orang mengantri hingga luar gedung PA Soreang, bahkan ada yang mengatakan bahwa tempat parkir penuh hingga ke jalan raya.
Setelah video tersebut menjadi viral dan menghebohkan, Bupati Dadang M Naser, ikut mengomentari. Mengutip dari Tribun Jabar, Dadang mengatakan bahwa akibat lockdown tingkat kelahran meningkat, dan juga hal ini terjadi karena, terdapat pertengkaran perbedaan pendapat.
“Peran ulama harus turun tangan, untuk memberikan nilai-nilai religi agar masyarakat tetap sabar dalam menghadapi rintangan ini,” ucap Dadang.
Penulis : Kartika Nur Amalia 21