Inovasi Dosen IPB University Cegah Penyakit Diabetes Melitus dengan Mengunjungi Taman

Inovasi Dosen IPB University Cegah Penyakit Diabetes Melitus dengan Mengunjungi Taman

Smallest Font
Largest Font

DRAMAGA | JABARONLINE.COM – Pengidap penyakit diabetes di Indonesia terus meningkat seiring dengan munculnya varian makanan dan minuman kekinian. Hal tersebut dilatarbelakangi dari kandungan gula yang tinggi pada setiap produk yang dikonsumsi.

Kasus yang sedang tren akhir pekan ini adalah bagaimana kandungan sebuah salah satu produk dari brand teh terkenal memiliki kandungan gula yang tinggi pada satu produk dalam sekali minum. Hal tersebut diperkuat dari data yang disampaikan oleh World Health Organization (WHO) bahwa Indonesia menjadi negara ketiga yang memiliki angka kematian yang disebabkan oleh diabetes, yaitu mencapai 40,78 per 100 ribu jiwa. Sebanyak 90 persen dari total penderita diabetes mellitus di Indonesia adalah penderita diabetes mellitus tipe 2.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Berkaca dari data tersebut, Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB University Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih beserta tim dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) Tropika LPPM IPB, mengaggas sebuah ide untuk mengurangi jumlah penderita diabetes mellitus hanya dengan mengunjungi taman. Taman Terapi Mandiri Diabetes Melitus adalah sebuah taman yang dirancang bagi para penderita diabetes mellitus untuk melakukan terapi secara mandiri.

“Taman Terapi Mandiri Diabetes Melitus direncakanakan akan dibangun di dua desa lingkar kampus IPB, yaitu di RW 7 Desa Benteng, Ciampea dan RW 4 Desa Sinarsari, Dramaga. Lokasi tersebut dipilih dengan dasar untuk memanfaatkan lahan kosong untuk dimanfaatkan menjadi fasilitas umum yang sehat, sehingga dapat membawa impact positif bagi masyarakat sekitar,” katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (4/10/2022).

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Taman ini terbangun dari dua fungsi utama, yaitu fungsi fisik bertujuan untuk menyediakan bahan atau produk herbal, baik itu bunga, daun, buah, maupun batang yang dapat dipakai untuk melakukan pengobatan herbal. Sehingga masyarakat sekitar dapat mengonsumsi dan mengolah hasil taman tersebut menjadi sebuah produk herbal.

“Fungsi kedua dari taman ini yaitu fungsi psikis. Bertujuan untuk membawa pengaruh positif pada psikis para penderita diabetes. Artinya masyarakat sekitar dapat terlibat dalam sebuah aktivitas menarik seperti menanam, menyiram serta merawat taman untuk melatih psikis, stimulasi, serta sensorik, sehingga masyarakat menjadi lebih produktif,” jelasnya.

Menurutnya, melalui taman terapi mandiri inilah stres dapat dicegah dan dikurangi. Taman ini tidak hanya dirancang berupa tatanan yang didominasi unsur tanaman dan elemen alam yang tidak kompleks, tetapi berpola alami dan dapat menjadi media terapi dalam mengurangi stres.

“Kehadiran taman ini merupakan bentuk upaya mendekatan dan mempertahankan keberadaan lingkungan alami di sekitar kita. Dalam berbagai segi kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari alam. Antara manusia dengan lingkungannya senantiasa terjadi interaksi dalam berbagai bentuk yang bergantung pada konfigurasi dan muatan alam yang membentuk karakter lingkungannya,” tutur dia.

Ia berharap, ide dari pembuatan fasilitas taman ini dapat diimplementasikan ke berbagai lokasi sehingga dapat membawa manfaat bagi masyarakat khususnya para penderita diabetes mellitus. (Dan)

Editors Team
Daisy Floren