Kades Cibodas Rencanakan Terbitkan Buku Tentang Fenomena Pilkades
Pewarta: Dwi Arifin S.Pd/Fotografer: Wisnu
Jabar Onlien ( Kabupaten Bandung )-, Ada 200 desa se-Kabupaten Bandung yang akan melaksanakan pemilihan Kepala Desa (pilkades) serentak direncananya akan diselenggarakan akhir Oktober 2019
Pilkades tahun 2019 ini merupakan pilkades gelombang ke tiga yang diselenggarakan secara serentak. Dalam penyelenggaraan pilkades serentak sebelumnya, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7.500/ hak pilih, di tahun sekarang terjadi kenaikan menjadi Rp 10.000 perhak pilih. Anggaran tersebut untuk keperluan kepanitiaan. Sedangkan jika tidak mencukupi ada anggaran yang bisa digunakan dari APBDes.
Kepala Desa Cibodas Pasir Jambu, Wily Wirasasmita menanggapi persoalan pilkades yang akan datang. “pihak pemerintah melalui DPMD Kabupaten dan komisi A DPRD telah melaksanakan sosialisasi” namun dari bantuan anggaran Pilkades yang muncul diperkirakan akan kurang. Coba bayangkan untuk kebutuhan logistik, lalu honor panitia saat bekerja beberapa bulan kedepan juli-oktober, mulai dari pembentukan, seleksi, pencoblosan hingga pelantikan mereka digaji kurang lebih Rp.700 ribu – 1 jutaan. Pasti kurang untuk mereka. Jadi intinya panitia bekerja bukan dihonor ya, tapi jadi pekerja sosial untuk pengabdian ke desanya.
Lebih lanjut Wily memaparkan pengalamannya saat pilkades dulu atau melihat pilkades di wilayah lain. Mereka yang menang ada yang keluar uang Rp.275 juta sampai Rp.1 milyaran seperti diwilayah tengah perkotaan, tapi ada yang dengan modal Rp.30 jutaan menang juga. Semua proses untuk meraih suara masyarakatnya selain modal dana, kekuatan do’a, kualitas diri dan niatnya juga menentukan saat pilkades.
Wily juga menyampaikan harapan kedepannya Pilkades pesta masyarakat di Kabupaten ini bisa menggunakan perangkat Electronic voting (e-Voting) seperti di wilayah lain. Pemerintah Daerah yang menyiapkan perangkat / sistem terbaiknya. SDM yang mengelolanya dibangun integritasnya (nilai kejujuran). Jadi tidak disalah gunakan. “Jangan sampai ketinggal perihal kemajuan apapun oleh daerah lain. Kabupaten Bandung Ibu Kota provinsi ini menjadi cermin Jawa Barat. Kabupaten lain seperti Boyolali Jawa Tengah atau Sidoarjo Jawa Timur sudah pada (e-Voting) saat Pilkades, sedangkan desa di kabupaten Bandung belum ada yang jadi percontohan.
Kalau bicara pengalaman pilkades, baik yang masuk akal atau tidak itu bisa dialami oleh calon kepala desa. Jadi intinya calon kepala desa harus sudah siap segalanya.
Dalam ahir interaktifnya dengan wartawan. Kepala desa Cibodas Wily yang memiliki banyak prestasi dan sering menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan seminar tentang kemajuan desa. Kedepanya berrencana memiliki catatan yang dibukukan tentang pilkades dan jejak pembangunan desanya. Hal ini untuk pencerahan masyarakat dan khususnya para calon kepala desa tentang pesta demokrasi di desa.
Kalau lihat sejarah dulu, pada kearifan lokal kepala desa yang akan mencalonkan itu disumbang oleh masyarakat. Jadi mereka tidak terlalu dibebani biaya pilkades. Kalau saat ini, calon kepala desa harus modal sendiri dan lain-lain yang cenderung membuat pesta demokrasi di desa tidak sehat.