Kemenhub Berencana Tambah Stasiun Baru Kereta Cepat Whoosh di kawasan Kopo Bandung

Kemenhub Berencana Tambah Stasiun Baru Kereta Cepat Whoosh di kawasan Kopo Bandung

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM - Kementerian Perhubungan berencana menambah stasiun baru kereta cepat Whoosh di kawasan Kopo, Bandung.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Mohamad Risal Wasal mengatakan rencana tersebut masih dalam tahap kajian. Menurutnya, salah satu hal yang akan dipertimbangkan ialah pengaruhnya terhadap kecepatan kereta.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Kita studikan ya, kita masih kaji. Ini kan kereta cepat, kalau kereta cepat berhenti jarak pendek, kan jadi tidak cepat,” kata Risal.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat Daddy Rohanady mengatakan lokasi tersebut akan berdekatan dengan stasiun yang sudah ada, yaitu Padalarang dan Tegalluar.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

“Kalau ada wacana menambahkan lagi di Kopo, menurut saya jaraknya terlalu dekat. Tapi ini yang pasti belum terinformasikan ke Dewan soal penambahan Stasiun Kopo. Karena jaraknya bisa dibayangkan, Padalarang berfungsi kalau Kopo berfungsi jaraknya berapa sih, kan sangat dekat,” ujar Daddy dalam keterangan tertulis, Jumat (8/12/2023).

Daddy melanjutkan kebijakan terkait penambahan stasiun sepenuhnya ada di pemerintah pusat. Kendati demikian, ia meminta agar pihak kereta cepat merealisasikan pendirian stasiun sesuai dengan yang telah disepakati di awal.

Ia menilai pihak kereta cepat awalnya akan membangun stasiun di kawasan Walini, Bandung Barat. Namun, hingga saat ini, baru empat stasiun yang telah dibangun.

“Saya pernah ke KCIC pusat, itu mereka cuma buka empat stasiun, tadinya mau lima, dan itu pun di Walini. Jadi Halim, Karawang, Walini, Padalarang, dan Tegalluar,” jelasnya.

Lebih lanjut, Daddy meminta, jika kajian pembangunan Stasiun Kopo benar-benar akan dilakukan, dirinya meminta pemerintah melakukan kajian sedetail mungkin.

“Kalau wacana keinginan, boleh-boleh saja. Cuma, secara teknis, apa ya memungkinkan. Bayangkan, kecepatan kereta cepat itu berapa. Masa habis Padalarang berhenti lagi Kopo, kemudian berhenti lagi Tegalluar Itu kan nggak ada bedanya dengan kereta biasa,” tegasnya.***

Editors Team
Daisy Floren