Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto, Kehilangan Sosok Jendral Sekaligus Kader PKS

Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto, Kehilangan Sosok Jendral Sekaligus Kader PKS

Smallest Font
Largest Font

BOGOR | JABARONLINE.COM – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Partai Kesejahteraan Rakyat (PKS), dengan berpulangnya ketua Komisi Kewilayahan dan Organisasi MPD PKS Kota Bogor.

Kabar tersebut diunggah oleh ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto, lewat unggahan akun instagramnya. Beliau mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya seorang pejuang dakwah, Ust. M. Nashri bin
Amsar.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Kepergian ketua Komisi Kewilayahan dan Organisasi MPD PKS Kota Bogor Muhammad Nashri, menjadi luka terdalam bagi ketua DPRD Kota Bogor.

Atang menyebutkan bahwa kepergian Muhammad Nashri disebut sebagai Duka kepergian seorang Jenderal.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

“Duka kepergian seorang Jenderal,” ujar Atang pada akun isntagramnya @atangtrisnanto.

“Seorang Ustadz, Komandan, dan Jenderal Kepanduan itu kini telah tiada. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya seorang pejuang dakwah, Ust. M. Nashri bin Amsar,” ucapnya.

“Nilai-nilai ajaran Islam mudah dicerna oleh
siapapun, dari kalangan manapun, jika disampaikan melalui lisannya. Menarik, mengilhami banyak warga masyarakat. “Abi sangat baik. Semoga beliau lekas sehat kembali”. Begitu nama panggilan dan kesan yang disampaikan salah satu warga di belakang SMP 16 kepada saya beberapa waktu lalu,” sebut Atang.

“Nilai-nilai disiplin dan kesiagaan seorang pandu keadilan, tidak nampak menakutkan dan menegangkan, jika disampaikan oleh Ketua BKO PKS Kota Bogor dua periode ini, jelasnya.

“Jenderal Nashri atau Jenderal Menir, begitu kami biasa memanggilnya, dapat membuat suasana tegang kemah bakti nusantara menjadi cair dan membahagiakan. Arahannya di malam terakhir kemah,
selalu dinantikan oleh kader. Memimpin pasukan tidaklah mudah. Membangun kedisiplinan tanpa kekerasan dan kekakuan, sulit dilakukan. Namun, semuanya bisa dijalankan oleh Jend Nashri,” terangnya.

Terakhir, beliau masih nampak semangat meskipun fisiknya sudah melemah. Sosok Jenderal itu tetap hadir dalam kegiatan-kegiatan dakwah dan kepartaian, meski tak segagah dulu lagi. Dari sanalah, kita belajar. Tugas tetap harus dijalankan
meski banyak kendala dan hambatan. Itulah nilai prajurit sejati. Kami semua bersaksi bahwa beliau adalah ahlul khair…

Selamat jalan Jend… Selamat bertemu Kekasih yang paling engkau cintai. Tunai sudah tugasmu di dunia ini. Semoga kami bisa meneruskan langkah-langkah perjuanganmu. Ada rasa sesal mendalam, di saat pemakamanmu, kami tidak bisa mendoakan dan menyolatkan jenazahmu secara langsung. Doa terbaik dari jauh untukmu, Jenderal….

Allahummaghfirlahu warhamhu wa afihi wa’fuanhu. Semoga Allah ampuni segala dosa dan kesalahanmu, menerima seluruh amal kebaikanmu, dan Allah himpunkan dirimu dalam barisan para Syuhada di Jannah.

Ya Rabb, terimalah ia dalam dekapanMu…
Ya Rabb, peluklah ia dalam pelukan cintaMu….
Ya Rabb… ampuni dosanya, Ya Rabb… terimalah segala amal kebaikannya… Aamiin, tutup Atang lewat doanya. (red)

Editors Team
Daisy Floren