Ketua FPPU Jabar H. Ari Gifari, M.Kom., Jadi Narasumber Workshop Manajemen Modern dan Moderasi Beragama di Jawa Barat 

Ketua FPPU Jabar H. Ari Gifari, M.Kom., Jadi Narasumber Workshop Manajemen Modern dan Moderasi Beragama di Jawa Barat 

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM - Pemprov Jabar bersama Forum Pemberdayaan Pesantren dan Umat (FPPU) menggelar workshop pengembangan manajemen modern dan moderasi beragama pesantren di jawa barat, Selasa, 28 November 2023.

Kegiatan workshop pengembangan manajemen modern dan moderasi beragama pesantren di Jawa Barat tersebut digagas Kesra Pemprov Jabar bersama Forum Pemberdayaan Pesantren dan Umat (FPPU) dan merupakan program kegiatan keagamaan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Acara tersebut menghadirkan peserta dari unsur FPPU dan FKDT Jawa Barat meliputi zona 3, yaitu Depok, Kota Sukabumi, Kota Sukabumi,Cianjur, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, sebabanyak 98 peserta yang diselengarakan di hotel Indah Makmur Ciloto Cianjur, dari tanggal 27 -29 November 2023.

Sebagai narasumber pertama Prof. Bambang Q Anees, menjelaskan meteri tentang Pentingnya moderasi beragama dalam menjaga NKRI.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

"Pentingnya moderasi beragama dalam menjaga NKRI agar selalu damai adalah tugas kita semua bukan hanya pemerintah semata, toleransi dijunjung tinggi terutama bagaimana kita bersikap di ruang publik, tidak menyinggung atau membuat kegaduhan atau sensitifitas terhadap perbedaan yang ada," ungkap Prof. Bambang Q Anees.

Selanjutnya materi Moderasi Beragama tentang Teknologi Informasi Sebagai Alat Bantu Utama Penerapan Manjemen Modern di Lingkungan Pesantren di jawa barat, yang menitikberatkan tentang bagaimana memahami dan menyikapi peran media dan informasi disampaikan langsung oleh ketua FPPU jabar H. Ari Gifari, M.Kom.

"Menjelang konstelasi politik dan masa kampanye, rentan akan informasi fakta banyak di luaran sana yang sengaja membuat berita bohong atau konten hoax, maka dari itu kita harus hati-hati menjaga bagaimana menyaring informasi yang benar dengan sangat bijak, jangan sampai diterima mentah begitu saja," katanya.

"Peran pesantren sangat menjunjung tinggi perdamaian, menumbuhkan serta mewariskan kasih sayang, melestarikan, nilai akhlakul karimah, manajemn yang baik dan ke ranah moderasi  supaya tidak ketingalan informasi dan zaman yang terus berkembang," terangnya.

Dr. KH.Tatang Astarudin sebagai pemilik pesantren menyampaikan materi tentang Best Pactice Pengelolan Pesantren Melalui Pendekatan Manajemen Modern, Pengalaman Pesantren Universal Bandung.

"Pengalaman berharga merupakan modal utama pesantren, kapital wakaf, etos kerja merupakan elit ekonomi masa depan, bangun universal conection, maksimalkan sosial ecosysistem bagaimana caranya membeck up keuangan pesantren butuh uang dana yang besar, maka  bangunlah bisnis ekosistem pesantren dengan manajemen dan terobosan-terobosan untuk terus berkembang, jangan diam dalam zona nyaman," jelasnya.

"Waliyullah adalah orang yang dapat memancarkan cahaya dari Allah SWT, untuk orang lain bukan hanya dirinya sendiri, nilai nilai islam harus bisa diaktualisasikan dengan baik di pesantren sebagai institusi pendidikan yang melahirkan orang-orang keren," ujar Prof.dr.H.Agus Syafei, S.Ag., dari UIN Sunan Gunung Jati Bandung.

"Hampir 16.000 jumlah pontren yang ada di Jabar, output pontren ini sangat dominan sebagai harapan untuk kesuksesan dalam memajukan bangsa ini yang guyub, kompak, toleransi tinggi, ukhuwah islamiyah, kelemahan fakta yang ada di pesantren Jabar, manajemen yang lemah, SDM lemah, gagap digital, sarana parasarana, dan lainya ada contoh ponpes di negara maju, contohnya di Amerika ada ponpes Indonesia yiatu Ponpes Insan Madani Nusantara," jelasnya.

Dalam materi yang disampaikan oleh Prof.dr.H. Agus Syafei, S.Ag., ada konsep pendekatan ISTQB (Islamic, Super, Total, Quantum, Brain) merupakan pernikahan antara nilai luhur islam dengan keunggulan manajemen modern. 

"Semoga menjadi jawaban atas fakta fakta kelemahan manajemen pesantren kita," pungkanya.

Seluruh Peserta merasa sangat senang menerima semua materi yang di sampaikan dan semoga bisa dimplementasikan di pesantren pesantren yang ada di wilayahnya masing-masing.***

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author