Kisah Proyek TPT di Cigudeg Bogor yang Mencari Jawaban, Berangkat Dari Keluhan Pekerja, Hingga Terungkap Sejumlah Fakta!

Kisah Proyek TPT di Cigudeg Bogor yang Mencari Jawaban, Berangkat Dari Keluhan Pekerja, Hingga Terungkap Sejumlah Fakta!

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM - Sebuah proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bogor, tahun 2023, mendapat sorotan tajam.

Pekerjaan Tembok Penahan Tebing (TPT) di perairan irigasi sungai Ciasahan Kampung Ciasahan Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg Bogor bagian barat. 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Meskipun sudah sampai tahap Provisional Hand Over (PHO) atau Serah Terima Sementara Pekerjaan proyek TPT tersebut masih menyimpan misteri.

Dengan anggaran mencengangkan Rp. 458.328.000.000, warga dan pekerja proyek mengeluhkan sejumlah masalah.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Tidak hanya masalah teknis, yang meliputi kebocoran sebelum penyerahan sementara, tetapi juga sengketa terkait pembayaran upah bagi 18 pekerja yang mengabdikan diri pada proyek tersebut. Upahnya tak kunjung dibayar.

Pekerjaan TPT tersebut dikerjakan selama 75 hari kalender yakni, pada 8 Februari 2023 sampai dengan 09 Maret 2023.

Hendi pemilik perusahaan PT Maga Seribu Perkasa. Ia membantah bahwa pihaknya sudah selesai dengan urusan proyek tersebut.

Kata dia, saya selaku pihak perusahaan sudah selesai dan tidak ada persoalan soal gajih atau upah mereka

"Dan itu sudah saya berikan kepada rekanan saya yakni, Didin Fahrudin," kata Hendi 

Meski perusahaan pemenang lelang proyek, PT Maga Seribu Perkasa, dan konsultan pengawas, PT Perancang Adhinusa, bersikeras bahwa segala kewajiban telah dipenuhi, realitas di lapangan menggambarkan cerita lain. Hal itu belum selesainya dengan fakta yang ada.

Moh Muid, salah satu pekerja yang belum menerima gajinya selama sembilan bulan, bersuara keras.

"Kami menuntut agar hak kami segera dibayarkan. Kami sudah menunggu terlalu lama," ungkapnya dengan nada kecewa seperti diberitakan sebelumnya. Pada Selasa, (02/07/2024).

Di perkara dan penjelasan, pihak-pihak terkait seperti dari PT Maga Seribu Perkasa dan pelaksana Didin Fahrudin yang diamanahkan untuk menyelesaikan proyek, terkesan saling menyalahkan dan saling lempar tanggung jawab yang menegaskan komitmennya.

Meskipun banyak pertanyaan yang belum terjawab, harapan masih ada bagi para pekerja yang menanti hak mereka atas keringat yang telah bercucuran.

Demikianlah kisah proyek TPT di Cigudeg yang tidak hanya tentang beton dan tebing, tetapi juga tentang kepercayaan, kewajiban, dan harapan.

Pasalnya ada fakta lain sebagai informasi tambahan pun bukan hanya pembayaran upah gaji 18 orang tersebut. Tapi ditukan juga TPT tersebut pun pernah mendapati keruksakan oleh bencana alam dampak dari air kencang yang menghantam. 

Namun alhasil keruksakan TPT pun berhasil di perbaiki sebelum adanya PHO. Hal tersebut pun dibenarkan oleh sejumlah pihak. 

Anehnya padahal pekerjaan proyek tersebut belum finising 100 persen, tapi, sudah dilakukan PHO.

Dikonfirmasi, Pengawas UPT Pengairan Wilayah V Jasinga, Apud mengatakan,  "Iya benar itu sempat jebol. Tapi sudah di perbaiki oleh pemenang lelang proyek tersebut. Sebelum PHO dilakukan," jelas Apud saat ditemui, Selasa, (02/07/2024) pagi.

Sementara itu, diwaktu yang berbeda melalui telepon WhatsApp Hendri selaku PT Perancang Adhinusa sebagai Konsultan Pengawas, pihaknya mengaku bahwa sudah selesai dengan segala urusan dan tanggung jawabnya. 

Saat ditanya proyek TPT tersebut ia mengaku fisik tersebut pernah mengalami keruksakan.

"Iya, informasinya sempat jebol pada fisik TPT, yang disebabkan oleh bencana alam waktu itu. Tapi, itu sudah selesai diperbaiki sebelum adanya PHO," tukasnya.**

Editors Team
Daisy Floren