BOGOR | JABARONLINE.COM – Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir yang sangat berdampak pada seluruh kegiatan perekonomian khususnya pada unit usaha mikro, Mahasiswa dituntut untuk mencari solusi atas permasalahan yang dialami UMKM agar dapat bangkit dan bertahan dalam menjalankan usahanya.
Seperti yang dilakukan oleh Mahasiwa KKN Universitas Djuanda, dengan mengusung tema “Penguatan ekonomi masyarakat di era new normal berbasis syariah”. Melalui kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Mahasiswa Fakultas Ekonomi Islam menggagas program kerja Pemberdayaan UMKM dengan melakukan inovasi produk dan pemasaran online. Kegiatan KKN ini selain sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, juga diharapakan memberikan efek jangka panjang terhadap perkembangan usaha UMKM di Kelurahan sekitar.
“Memang pada masa pandemi ini banyak sekali UMKM yang terdampak, kami berharap semoga dengan hadirnya adik-adik mahasiswa KKN Universitas Djuanda di Kelurahan Ciriung ini dapat membantu para pelaku UMKM untuk bangkit dan terus berjuang.” Ucap Pak Wardi Kepala Seksi Bidang Perekonomian Kelurahan Ciriung.
Mahasiswa Kelompok 4 KKN Unida yang menjalankan kegiatan KKN di kelurahan Ciriung, Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, terhitung mulai tanggal 1 Oktober – 31 Oktober 2020. “Selama menjalankan kegiatan KKN, kurang lebih 1 bulan, kami mencoba membantu beberapa usaha UMKM di Kelurahan Ciriung” Ujar Ketua KKN kelompok 4 (Rahmat Nurhino) “Oleh karena itu, Target utama kami adalah para pelaku usaha UMKM yang belum begitu mengenal strategi pemasaran melalui media digital. Sehingga sangat perlu pengedukasian dan bantuan dalam proses pengembangannya.” Sambungnya.
Sementara itu, salah satu anggota KKN kelompok 4 Elva Lativia menjelaskan, bahwa dengan adanya program KKN ini bukan hanya dapat membantu satu atau dua hari saja. Namun memiliki target dengan melihat aspek keberlanjutan. Sehingga dikemudian hari para pelaku UMKM ini bisa belajar untuk kemudian bisa menerapkan informasi serta pembelajaran yang sudah mereka sampaikan melalui program Pemberdayaan UMKM ini.
“Ada beberapa hal sebenarnya yang kami lakukan, seperti pembuatan inovasi produk, logo produk, membuat packaging yang lebih menarik, langkah pendistribusian melalui media modern, serta pemanfaatan media digital sebagai sarana pemasaran.” tambahnya.
Pada salah satu kegiatannya, mereka melakukan pemberdayaan UMKM kepada pemilik usaha Keripik Pangsit yaitu Ibu Mae. Ibu mae sudah menjual keripik pangsit mulai tahun 2015. Keripik Pangsit Bu Mae dijualdalam kemasan yang masih sederhana dan juga belum memiliki logo produk. Dimana biasanya ibu mae menjual keripik pangsitnya dengan mengandalkan pesanan dan menitipkan ke warung warung. Namun di situasi pandemi seperti ini menyebabkan penjualan dan omset keripik pangsit menurun drastis.
Bu Mae menjelaskan bahwa biasanya beliau banyak menerima pesanan keripik pangsit secara langsung, produk yang dititipkan ke warung-warung juga selalu cepat habis terjual, namun semenjak pandemi ini permintaan jauh menurun.
Melihat permasalahan yang dialami bu mae kelompok 4 KKN menginisisasi pembuatan inovasi produk keripik pangsit dengan membuat Keripik Pangsit bayam, guna menciptakan varian baru dari keripik pangsit yang sudah ada agar lebih menarik minat konsumen. Selain itu pengembangan kemasan produk juga dilakukan dari yang hanya menggunakan kemasan kiloan, digunakan juga kemasan pouch yang lebih praktis.
Luthfiah Fauziah anggota KKK kelompok 4 mengatakan “Sebelumnya keripik pangsit yang dinjual hanya dalam kemasan ukuran 1 kilo dan 300 gram, dimana biasanya yang membeli hanya kalangan tertentu saja, maka dari itu kami coba tambahkan varian kemasan pouch yang lebih lebih kecil, agar lebih praktis dan bisa menjangkau kalangan milenial”
Terkait strategi pemasaran, mereka juga berupaya memasarkan produk sasaran secara online di media sosial, melalui aplilkasi whatsapp, facebook dan instagram.
Namun kendala datang dari sasaran yang tidak begitu awam dengan gadget, “Iya, waktu itu sudah disuruh anak saya untuk menjual secara online dan membuat akun instagram. Tapi saya masih belum mengerti bagaimana menggunakan instagram.” Jelas Bu mae.
Maka dari itu mereka secara bertahap melaksanakan program bimbingan kepada sasaran, mulai dari bimbingan pembuatan logo, pengoperasian media sosial dan pembuatan foto produk untuk pemasaran.
Hal ini dilakukan guna meningkatkan pemahaman masyarakat sasaran akan pentingnya pemasaran online khususnya dimasa pandemi seperti saat ini. Elva mengatakan bahwa Pelaku UMKM perlu untuk dapat beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang banyak beralih menggunakan media online untuk melakukan pembelian.
“Secara perlahan kami akan bantu agar produk yang dihasilkan dapat dipasarkan secara online agar menjangkau konsumen secara luas” urainya.
Program kerja yang dilakukan Mahasiswa Universitas Djuanda dilakukan secara tatap muka, meski begitu dalam menjalankan kegiatannya tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.
Diharapkan dengan dilakukannya program KKN ini, Mahasiswa dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap masyarakat.