Kolaborasi Universitas Pakuan dengan Posyandu Kelurahan Tegallega Kota Bogor dalam Rangka Pencegahan dan Penatalaksanaan Stunting
BOGOR | JABARONLINE.COM – Salah satu masalah gizi di Indonesia yang masih menjadi perhatian utama saat ini adalah balita pendek (stunting).
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh anak-anak akibat gizi buruk infeksi berulang dan dampak psikososial yang tidak mendukung, Minggu 22 Januari 2023.
Kekurangan gizi yang dialami oleh anak dapat menyebabkan stunting. Kejadian ini paling sering terjadi di Negara dengan penghasilan rendah.
World Health Organization (WHO) bahkan mencatat bahwa ada sekitar 156,8 Juta terkena dampak stunting pada tahun 2015.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Republik Indonesia tahun 2018 menunjukkan persentase kejadian stunting 30,8%, persentase kejadian wasting sebesar 10,2% dan persentase kejadian gizi buruk sebesar 17,7% (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2018 prevalensi balita stunting yakni 9,58%, balita wasting 2,87% dan gizi buruk 3,51% (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Berbagai kegiatan edukasi sudah dilaksanakan di beberapa wilayah Puskesmas di Kota Bogor, namun sebatas kegiatan insidental belum terlaksana secara rutin dengan bekerjasama dengan Puskesmas dalam rangka membantu tenaga kesehatan atau tenaga gizi dalam mencegah dan mengatasi stunting.
Pemerintah Kota Bogor memiliki program khusus untuk penanganan stunting bernama “Taleus” Bogor (Tanggap Laleungitkeun Stunting di Kota Bogor).
Kolaborasi Universitas Pakuan melalui dukungan LPPM Universitas Pakuan dengan Posyandu Kenanga dan Posyandu Nusa Indah I di Kelurahan Tegallega, Kota Bogor melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan memberikan edukasi kepada para ibu balita peserta posyandu dalam rangka pencegahan stunting dengan media edukasi poster.
Kegiatan ini diisi oleh dosen dan mahasiswa Prodi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan. Diharapkan angka stunting di wilayah kegiatan, khususnya, dapat menurun. (Dan)