Komis X DPR RI dan Dinas Pendidikan Jabar Sosialisasi Implementasi Kurikulum Prototipe

Komis X DPR RI dan Dinas Pendidikan Jabar Sosialisasi Implementasi Kurikulum Prototipe

Smallest Font
Largest Font


BANDUNG BARAT | JABARONLINE.COM – Satker Pusat Kurikulum dan Perbukuaan Badan Standar Kurikulum & Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan Workshop Sosialiasi Buku dan Kurikulum. Sebagai langkah kebijakan pilihan pembelajaran terkait dengan implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan tentang buku umum dan buku pendidikan yang dikembangkan tahun 2021. Acara dilaksanakan di lingkungan kantor LPMP Jawa Barat, Jl. Raya Batujajar No.KM.2 No.90, Laksanamekar, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda pada acara tersebut sempat memaparkan kurikulum prototipe yang rencananya diterapkan di 2022, karena sudah teruji lebih menyederhanakan materi pembelajaran dibandingkan kurikulum 2013.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Kami di Komisi X mendukung kurikulum prototipe yang mengedepankan penyederhanaan materi pembelajaran. Memang kurikulum 2013 belum diterapkan sampai 10 tahun. Tapi dengan adanya kurikulum pembaharuan ini merupakan langkah terobosan, karena kurikulum sebelumnya terlalu banyak konten. Sedangkan kurikulum yang disosialisasikan saat ini lebih sedikit, tapi lebih detail. Siswa-siswa yang belajar di sekolah-sekolah kedepanya lebih diarahkan bukan lagi diberi banyak pengetahuan yang beragam, tapi lebih penting atau diprioritaskan agar paham dan ahli tentang ilmu dan keahlian yang dibutuhkan untuk masa depannya sampai detail. Karena lulusan sekolah yang seperti itu lebih dibutuhkan pada jaman ini,” ucapnya kepada guru dan kepala sekolah yang hadir (27/12/2021).

Huda mengungkapkan kurikulum prototipe ini bersifat pilihan dan tidak diwajibkan secara nasional. Sehingga sekolah diberikan kebebasan sehingga menjadi bagian dari Merdeka Belajar. Kurikulum yang merupakan jawaban dari kondisi saat ini. Situasi pembelajaran telah mendapat banyak disrupsi akibat pandemi covid-19.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Saat ini, dengan perubahan atau disrupsi yang sangat cepat terutama adanya pandemi covid-19, sangat tidak mungkin bertahan dengan konsep pembelajaran yang padat konten sehingga tidak memberikan ruang menumbuhkan potensi peserta didik.
Kurikulum Prototipe yang diterapkan di satuan pendidikan dipandang mampu menjadi salah satu tools dalam menyongsong era disrupsi pendidikan yang harus diantisipasi.
“Kurikulum ini memberi ruang akselerasi percepatan pemulihan pembelajaran pasca-Covid-19 yang menyebabkan learning loss luar biasa. Ini bisa menjadi tools untuk akselerasi profil pelajar kita,” ujarnya.

Menurutnya proses penerapannya tidak akan mudah. Sehingga, ia mendorong kepala sekolah dan stakeholder pendidikan untuk mendukung proses tersebut. Pembaharuan kurikulum ini bagian semangat kita supaya dunia pendidikan betul-betul menyiapkan guru-guru hingga SDM yang sesuai kebutuhan. Kalau diprediksi kurikulum ini dalam waktu 2 tahun akan terlaksana secara menyeluh karena semakin banyak sekolah yang menerapkannya. Untuk mewujudkan hal itu komisi X DPR RI akan terus ikut serta mensosialisasikan dan mendukung untuk anggaran pengadaan bukunya” terangnya.

Pada acara tersebut Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, Supriyatno pun menegaskan, penerapan Kurikulum Prototipe tersebut bersifat opsional atau tidak diwajibkan diterapkan di seluruh sekolah. “Kami memberikan kemerdekaan kepada satuan pendidikan untuk memilih kurikulum yang ada,” ucapnya.

Saat ini, penerapan Kurikulum Prototipe sudah diterapkan di 2500 satuan pendidikan yang merupakan sekolah penggerak dan tahun depan akan ditargetkan 10 ribu sekolah menerapkannya. Dan kita sudah menyiapkan untuk buku panduannya.

Saat dimintai tanggapannya tentang penerapan kurikulum itu di daerahnya, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, H. Dedi Supandi S.STP., M.Si., mengungkapkan, mendukung penerapan Kurikulum Prototipe yang digagas Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) sebagai pemulihan pembelajaran.
“Perubahan ini kita ikuti dan dukung karena kita harus mengikuti perkembangan zaman yang berubah. Kalau pusat melakukan perubahan dengan Kurikulum Prototipe, kita mengikuti perubahan tersebut,” tutur Kadisdik.

Kadisdik Jabar menjelaskan, sebelum Kurikulum Prototipe diresmikan, pihaknya telah meluncurkan kurikulum darurat bernama “Kurikulum Masagi” guna merespons pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
“Implementasinya di Jabar saya pikir sudah terjadi. Melalui Kurikulum Masagi, kita menyederhanakan Kurikulum 13 dan menggabungkan dengan kondisi saat ini melalui pendekatan pendidikan karakter,” jelasnya.

Penerapan Kurikulum Masagi, lanjut Kadisdik, berdampak baik pada peningkatan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM). Berdasarkan dapodik, dari 1.852.000 siswa naik menjadi 1.871.000 pada tahun ajaran baru.

Kadisdik berharap, penerapan Kurikulum Prototipe juga mampu mengembangkan kompetensi tenaga pendidik agar lebih mandiri dan inovatif dalam mengajar. “Mudah-mudahan, dalam waktu dekat akan disahkan oleh pemerintah dalam rangka percepatan mutu dan akses pendidikan,” harapnya.

Informasi yang dihimpun koransinarpagijuara.com, Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah mempersiapkan buku pembelajaran Informatika yang sangat mudah digunakan dan dipahami oleh pendidik dan peserta didik. Dalam implementasi Kurikulum Paradigma Baru ini Kemendikbud Dikti memberikan sejumlah dukungan kepada pihak sekolah. Kemendikbud Dikti menyediakan Buku Guru, modul ajar, ragam asesmen formatif, dan contoh pengembangan kurikulum satuan pendidikan untuk membantu dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

Kurikulum Prototipe yang merupakan lanjutan dari Kurikulum Masa Khusus Pandemi Covid-19 atau Kurikulum Darurat. Sebagai solusi dari kondisi pendidikan di Indonesia pada masa pandemi mengharuskan adanya penyesuaian strategi untuk mengatasi kehilangan pembelajaran (learning loss). Hasil evaluasi yang dilakukan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat lebih maju empat sampai lima bulan belajar daripada yang menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh.

Kurikulum prototipe sebagai kurikulum pilihan atau opsi yang dapat diterapkan satuan pendidikan mulai tahun ajaran 2022/2023. Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulumn 2013 yang sebelumnya. Jika melihat dari kebijakan yang akan di ambil para pemangku kebijakan.

Nantinya sebelum kurikulum nasional dievaluasi tahun 2024, satuan pendidikan diberikan beberapa pilihan kurikulum untuk diterapkan di sekolah. (Dwi Arifin)

Editors Team
Daisy Floren