Kowani Persiapkan Hari Kebaya Indonesia 24 Juli 2023 Nanti, Rencana Dihadiri Presiden RI
BOGOR - Perempuan Indonesia melalui Kongres Kebaya Indonesia telah mengangkat kebaya ke tingkat pengakuan UNESCO. Proses menuju pengakuan tersebut melibatkan berbagai tahapan, salah satunya adalah penandatanganan keputusan presiden tentang hari kebaya nasional.
Lebih dari 7.000 perempuan dari berbagai lapisan masyarakat dan latar belakang yang berbeda, termasuk profesi, turut berperan dalam merayakan kebaya sebagai busana identitas perempuan Indonesia. Mereka dengan bangga memakai kebaya, yang bukan hanya dilihat sebagai pakaian luar, tetapi juga sebagai simbol nilai historis dan semangat perjuangan perempuan Indonesia, terutama founding mother Kowani pada masa itu.
Kebaya bukan sekadar busana, tetapi juga menjadi alat pemersatu bangsa dan ASEAN. Dalam upaya melestarikan budaya dengan bangga berkebaya, Indonesia mengusulkan kebaya sebagai join-nomination bersama beberapa negara lainnya. Acara ini juga akan dihadiri oleh Global Peace Women dari Malaysia dan Washington DC.
Pemakaian kebaya yang dilakukan di Indonesia juga memiliki makna yang mendalam dalam mendukung keberlangsungan kebudayaan lokal. Untuk mendukung kegiatan hari kebaya nasional, pada 24 Juli 2024 nanti, akan kehadiran Bapak Presiden beserta Ibu Negara dalam beberapa kegiatan dalam rangka Hari Kebaya Nasional, termasuk parade kebaya dan Kowani Expo yang menampilkan UMKM.
Selain itu, Kowani juga telah mengedukasi organisasi dan sekolah-sekolah dalam rangka memperkenalkan kebaya sebagai pakaian sehari-hari yang dapat menjadi agen perubahan dalam budaya berpakaian masyarakat Indonesia. Untuk mendukung upaya ini, akan diadakan Selasa Berkebaya, sebuah advokasi dengan KPPPA dan melalui Dirjen Kebudayaan.
Dalam wawancara dengan media, Ketua Divisi Humas Hari Kebaya Nasional, Nunun Dorojatun, menjadikan anggota Bidang OKK PP IWO Ni Gusti Ayu Yuliana.
"Ini sebagai contoh perkembangan kebaya saat ini yang dapat dipadukan dengan sneakers dan rok sebagai bawahan, tanpa menghilangkan unsur dan potongan kebaya tradisional", ujarnya.***