Lagi Kekerasan Terhadap Santri Terjadi di Pondok Pesantren!

Lagi Kekerasan Terhadap Santri Terjadi di Pondok Pesantren!

Smallest Font
Largest Font

DEPOK | JABARONLINE.COM – Lembaga penyelenggaran pendidikan, dalam hal ini pondok pesantren yang seharusnya mendidik untuk pembelajaran ramah anak serta memastikan terciptanya pesantren dan lingkungan sekitarnya nyaman, agar anak betah, khushuk beribadah, senang belajar, bermain dan berinteraksi sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap anak.

Terpantau awak media bahwasanya pondok pesantren
Qotrun Nada yang beralamat di Cipayung Depok, dalam melakukan pengawasan oleh para pengurus pondok pesantren terhadap para santrinya dianggap kurang manusiawi.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Hal tersebut terbukti dengan menyusul adanya beberapa kasus kekerasan terhadap para santri yang berujung pengaduan wali-wali santri pondok pesantren Qotrun Nada yang beralamat di Cipayung Depok.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, diamanatkan bahwa pesantren memiliki fungsi pendidikan.

Saat di konfirmasi media, Sandi Maelas salah seorang pengurus pondok pesantren Qotrun Nada mengatakan, “Semua permasalahan sudah selesai karena ini merupakan Intern pondok pesantren dan wali santri,” ujarnya, Selasa (04/01/2021).

Menurut pengakuan Sandi anak santri ini tidak sakit, dan oknum tidak memukul santri hanya ditegur karena menelpon orang tuannya belum waktunya, ungkapnya.

Berbeda dengan yang diungkapkan salah seorang wali santri sebut saja (SP) mengatakan, “Saat kejadian itu anak saya tidak sedang menelpon, tapi anak saya dari atas pondok pesantren jendela lantai 3 sedang berbicara dengan ayahnya yang berada diluar pondok sambil menangis,” ungkapnya.

“Kemudian istri saya masuk kedalam menemui anaknya dan menanyakan kepada anaknya, ia mengatakan di pukul pengurus pondok pesantren,” jelasnya.

Saat media konfirmasi kepada orang tua korban, korban baru saja selesai pulang dari dokter dan memperlihatkan hasil tes darah dari anaknya, hasil dari tes darah di LAB menyatakn anak santri tersebut positif tipes.

Sampai berita ini naik, pihak media tidak diperbolehkan bertemu dengan oknum pengurus kamar (Mudabir) yang melakukan kekerasan tersebut terhadap santrinya, dengan alasan tidak dapat ditemui media karena ini masalah internal Pondok Pesantren Qotrun Nada. (Acep Sanusi)

Editors Team
Daisy Floren