Lagi-Lagi (Tenaga Kerja Indonesia) TKI Diduga Menjadi Korban Traffcking di Negara Irak

Lagi-Lagi (Tenaga Kerja Indonesia) TKI Diduga Menjadi Korban Traffcking di Negara Irak

Smallest Font
Largest Font

INDRAMAYU I JABARONLINE.COM – Sedikitnya lima tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Indramayu dikabarkan menjadi korban TKI ilegal di Irak. Kabar tetkini, kondisi kelima korban disekap sindikat human trafficking (perdagangan manusia) di salah satu tempat di Irak.

Mereka dikumpulkan dalam sebuah rumah, mirip penampungan bak penjara, dengan pengawaasan ketat kaki tangan bos sindikat.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Selain disekap para TKW ini juga mengalami penyiksaan fisik hebat. Para korban sindikasi tak bisa berbuat banyak karena tak berdaya tak bisa apa-apa.

Mereka hanya bisa pasrah tak dapat meminta pertolongan karena diawasi ketat, hingga tidak diperbolehkan memegang HP.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Selain TKW asal Kabupaten Indramayu, dikabarkan juga ada TKW lain asal Kabupaten Subang dan Banten.

Informasi dan pengakuan itu disampaikan oleh Nurhayati, salah satu TKW asal Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, yang berhasil pulang ke kampung halaman setelah lolos dari penyekapan.

Kepada Wartawan, dia membeberkan, dirinya lolos dari penyekapan setelah mengelabui penjaga dan melawan saat akan ditangkap.

“Saat itu saya nekat melawan bos dan anak buahnya untuk bisa kabur. Kalau tidak, saat ini saya masih dalam penyanderaan mereka. Sindikat ini sangat kejam, tak segan-segan melakukan penyiksaan kepada TKW. Ngeri banget kalau inget itu,” ungkap Nurhayati, Sabtu, 21 Mei 2022.

Seingat Nurhayati, masih banyak TKW lain yang masih disekap oleh sindikat tersebut. Dijelaskan, hanya beberapa orang yang ia ingat namanya, lima diantaranya adalah berasal dari Kabupaten Indramayu.

Adapun kelima TKW asal Indramayu yang Nurhayati ingat adalah Tati (Sleman, Kecamatan Sliyeg), Diana-Usman (Tugu, Kecamatan Sliyeg), Melani (Indramayu), Samrotun (Dadap, Kecamatan Juntinyuat) dan Sarkem (Kecamatan Sukra).

Lainnya yakni Lina (Banten) dan Alipah (Subang). Salah satu korban yang mengalami penyiksaan hebat, kata dia, adalah Samrotun. Korban disiksa hingga mengalami patah kaki.

“Yang saya ingat cuma itu, masih banyak, jumlahnya puluhan. Mereka ditempatkan di beberapa lokasi, menyebar di Kota Jenner,” beber Nurhayati.
lalu mengatakan selain mengalami penyiksaan, para TKW itu berstatus pekerja serabutan atau freeline. Mereka dipekerjakan kepada majikan jika ada permintaan.

Kejamnya lagi, kata dia, gaji para TKW dari majikan tidak diberikan secara langsung, melainkan harus melalui sindikat tersebut.

“Gaji saja mereka minta semua, akhirnya banyak yang tidak digaji selama beberapa bulan bekerja,” tutur Nurhayati.

Staf BP2MI Indramayu, Ali Imron yang mendapat laporan soal TKI ilegal dan penyanderaan di Irak langsung tanggap. Pihaknya segera berkoordinasi dengan kementrian untuk membantu pemulangan TKI yang jadi korban traficking di Irak. “Hari ini juga kami buat berita acara pelaporan, selanjutnya akan segera kami kirim ke Kementrian untuk ditindaklnajuti, “tegas Ali.

“Informasi dikutip dari beberapa sumber”

(JUNEDI RYP)

Editors Team
Daisy Floren