BANDUNG | JABARONLINE.COM – Lamanya Pandemi virus yang terjadi memang berdampak pada berbagai kalangan masyarakat. Salah satunya UMKM. Para pedagang mengalami kesulitan karena adanya PSBB disusul dengan PPKM yang terjadi.
Salah satu yang mengalaminya adalah Ibu Ida. Wanita berusia 45 tahun yang sehari-hari menjajakan minuman dan tissue asongan di sekitaran Balai Kota Bandung ini. Penghasilan yang hanya 15 sampai 20 ribu rupiah sehari masih belum bisa mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Baca Juga : Polsek Rumpin Gelar Ops Yustisi PPKM Secara Stasioner
“Kadang cuma laku dua botol sehari. Ibu mah terima aja walaupun sedikit juga, yang penting ada buat makan,” tutur Ibu berusia 45 tahun tersebut, ketika dihampiri di tempatnya berdagang oleh tim Yayasan Pemuda Peduli.
Kondisi sang suami yang dirumahkan dari pekerjaannya sejak 8 bulan lalu, ditambah lagi pandemic virus yang masih terus terjadi memaksanya untuk terus menggerakkan kakinya berjualan. Memupuk asa dalam suburnya doa yang terus terpancar bersamaan dengan angan bagi sang anak melalui asongan dalam pikulan. Berkat bantuan seseorang yang memberinya modal sebesar 200 ribu rupiah, ia bisa memulai usahanya berdagang.
“kadang bingung Ibu juga, kalau ada buat makan, gak ada buat bayar kontrakan, kalau duitnya buat bayar kontrakan, nanti gak ada buat makan,” ucap Bu Ida.
Ketika ditanyai perihal Kontrakan berukuran 2×2 Meter menjadi tempatnya bersinggah dari lelahnya hasil jerih payah peluh sejak 8 bulan lalu. Kebutuhan kedua orang anaknya untuk bersekolah dan memiliki telepon genggam di masa PJJ seperti saat ini menjadi alasan keduanya terus bertahan berdagang meski penghasilannya belum menjanjikan.