Masyarakat Bawah Terjepit Akibat Pertempuran Telur vs Cabai Di Akhir Tahun 2019
BOGOR, JABARONLINE.COM – .29/112019 : Disaat harga bahan poko mengalami kenaikan dalam menjelang Tahun Baru 2019, hal ini berdampak kepada pelaku usaha kecil maupun besar, Dalam statment kemenetrian Perdagangan dalam memasuki Hari Raya Natal dan Tahun Baru di DKI Jakarta mengalami kenaikan, hal ini disebabkan terkait bahan makanan, sebesar 3,09 persen yang disumbang oleh komoditi cabai. Dalam Rapat Koordinasi Pemprov DKI Jakarta pada tanggal 27 November 2019 lalu.
Dalam hal ini, reporter Jabaronline.com pada Jum’at (29/11/19), menelurusi pedagang di desa sukakarya, kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Yaitu Ibu Dede (37), Ibu yang mempunyai dua anak ini, adalah seorang penjual makanan seperti, Lotek, Ikan, ayam, semur dan sayur-sayuran dan warung kelontong. Dalam investigasi Jabaronline. Ibu Dede menjual Lauk Tersebut dengan harga murah, seperti lotek dihargai sebesar 5 Ribu, Ikan dan ayam mulai dari 2 -3 Ribu dan sayuran Mulai dari 5 Ribu per porsinya.
“Dari penjualan ini saya hanya mengambil untung 500 Rupiah disetiap porsinya, dalam satu hari dari penjualan makanan, saya ngambil untung sebesar 50 ribu rupiah, itupun tergantung ramai atau tidaknya,” Tutur Dede.
Dalam kenikan harga bahan poko menjelang Hari Natal dan Tahun Baru 2019, menurut Dede di Kabupaten Bogor untuk harga Cabai dari 60 Ribu rupiah paska Hari Raya Idhul Fitri, sekarang turun menjadi 30 Ribu Per Kilogram, hanya saja Harga telur mengalami kenaikan dari harga 21 Ribu sampai ke level 27 Ribu perkilogramnya.
“Jadi saya menjual telur ke masyarkat Rp 27,500 Rupiah Per Kg. Dalam hal ini, saya berharap pemerintah bisa menurunkan harga bahan pokok seperti halnya telur, terkadang saya juga bingung menjual ke masyarakat sekitar, jika harga bahan pokok kadang naik dan kadang turun,” Pungkasnya
Suferi – C 20