Menelusuri Sejarah Kepenulisan dan Membiasakan Menulis

Menelusuri Sejarah Kepenulisan dan Membiasakan Menulis

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM – Karya jurnalistik telah hadir sejak lama manusia ada. Semakin berkembangnya peradaban banyak tumbuh jenisnya dan setiap karya jurnalistik memiliki fungsi masing-masing. Selain itu juga hadirnya Undang-udang yang menaungi dunia profesi jurnalistik hingga Undang-undang perbukuan yang secara khusus menguatkan eksistensi karya jurnalistik sampai saat ini.

Dilihat dari catatan sejarah, dulu banyak manusia dikenal manusia buta aksara. Maka para penulis di nilai memiliki kecerdasan intelektual di atas manusia lainnya disaat manusia lain buta aksara. Dari sejarah kepenulisan, ada beberapa macam tulisan, yaitu :

Advertisement
Scroll To Continue with Content
  1. Penulisan berupa kitab
  2. Penulisan berupa buku
  3. Penulisan berupa puisi, artikel, dan berita.
    Penulis zaman dulu dengan sekarang ada perbedaan.

Baca Juga : Beredar Vidio Sopir Mobil Pembawa Sembako dan Amplop Disaat Masa Tenang Kampanye

Dulu para penulis menulis berniat hanya untuk mengabadikan amalnya atau menambah amalnya. Sehingga setelah tiada mereka memiliki amal jariyah atau amal yang senantiasa mengalir dari tulisan-tulisannya. Bisa dibayangkan seperti seseorang yang membukukan al qur’an yaitu Zaid bin Tsabit (penghimpun kitab suci al qur’an) atau orang-orang yang membuat riwayat hadits seperti Imam Bukhori dari Kota Bukhoro Uzbekistan dan Imam Ahmad kota Baghdad, Irak. Lalu karyanya sampai kepada kita untuk dibaca menjadi sebuah amal sholeh bagi penulisnya.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Namun di zaman sekarang di era modern ini ada perbedaan yaitu menulis ini sebuah keahlian yang dapat di komersialkan atau berbuah menjadi profesi yang bisa disebut sebagai “Profesi Jurnalistik”. Adapun cara pandang yang berbeda namun ada pula yang bisa disamakan. Selain sekarang ini menulis dapat menjadi sebuah profesi sekaligus dapat menjadi sebuah amal jariyah.
Lalu bagaimana cara membiasakan menulis. Karena banyak orang yang masih kesulitan dalam menulis. Alasan kebanyakan yaitu karena belum menemukan ide sehingga bingung apa yang hendak ditulis atau mau mulai menulis dari mana. Saat hendak menulis terbayang harus ratusan bahkan ribuan kata.

Tips Mudah Menulis
Adapun tips untuk mempermudah dalam menulis yaitu kita bisa membaginya menjadi beberapa hal agar menulis lebih ringan. Pertama untuk mengawalinya dengan membuat judul terlebih dahulu misal saat pagi hari. Kemudian yang kedua kita membuat kerangka di siang hari. Dan yang ketiga dari kerangka tersebut kita membuat alinea di waktu sore hari. Karena jika kita membuat tulisan ratusan hingga ribuan kata secara langsung terasa cukup sulit, maka kita mulai menulis dari hal termudah terlebih dahulu.

Menemukan Ide untuk Membiasakan Menulis
Ada beberapa ide dalam menulis yang dapat dipilih untuk membiasakan menulis seperti :

  1. Fenomena sosial, yaitu sesuatu yang menarik untuk ditulis atau dikaji dari pandangan penulis tersebut.
  2. Wacana, yaitu banyak orang berwacana sesuatu apa yang menjadi harapan sehingga dapat menjadi sebuah ide dalam menemukan ide menulis.
  3. Khusus, yaitu seperti menulis dengan tema-tema hari besar nasional. Jadi seorang penulis mempersiapkan tema-tema hari besar nasional yang akan ditulis.

Adapun sumber-sumber tulisan diantaranya seperti interaktif bersama dengan narasumber, referensi, pengalaman daya analisis yang terbaik ataupun dari sejarah atau tentang masa depan yang lebih tajam.
Jadi menulis merupakan hal yang harus dibiasakan, karena dengan terbiasa kita akan mudah menulis.

Manfaat lain menulis yaitu dapat meningkatkan daya ingatan atau meningkatkan keahlian sesuai kemampuan masing-masing orang. Kelebihan seorang penulis yaitu mereka cenderung lebih mudah beradaptasi dengan kondisi yang ada karena menulis itu perlu penelitian. Dan penelitian itu tentu kita akan berhubungan dengan masyarakat. Sehingga dengan hubungan tersebut kita akan mudah beradaptasi dengan masyarakat. Kemampuan beradaptasi ini menjadi pembeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya.

Penulis: Nur Fadilah, Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Ranting Sambirata Cilongok, Banyumas.

Sumber Tulisan: Materi Pembelajaran Online Bersama Jurnalis media cetak Koran SINAR PAGI & Jabaronline.com, Dwi Arifin.

Editors Team
Daisy Floren