Mengabadikan Amal Berbakti Pada Orang Tua
JABARONLINE.COM – Anak yang sholeh/sholehah akan mampu memberi safaat atau mahkota kehormatan kepada orang tua kelak di Ahirat. Selain kita harus berbakti pada orang tua di dunia, kelak di Ahirat juga kita akan tetap berbakti pada orang tua, diantaranya dengan hafalan qur’an dari anak sholehah, Alloh akan berikan mahkota kehormatan pada orang tuanya. Bahkan do’a anak sholeh dirindukan orang tua setelah mereka meninggal. Jadi amal berbakti pada orang tua merupakan amal yang istimewa dan tak terbatasi usia.
Berbakti pada orang tua. Sudah semestinya dilakukan seorang anak. Keutamaan berbakti kepada orangtua dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir. Disebutkan bahwa menghormati orang tua merupakan hal yang penting dilakukan. Sebab, anak bisa lahir ke dunia karena kedua orang tua.
Baca Juga : Menjalin Kerukunan dan Keikhlasan Jiwa Dengan Roan, Ciri Khas Pesantren
Allah SWT juga menempatkan kalimat kedua orang tua (walidain) setelah kata perintah keesaan kepada Allah, seperti dalam Al Qur’an surat Luqman ayat 14 yang artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”
Lalu, bagaimana cara berbakti kepada orang tua?Dalam Al Qur’an Surat An Nisa ayat 36, Allah SWT berfirman tentang cara berbakti kepada orang tua: “Dan sembah lah Allah dan jangan lah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.
”Dengan bertutur kata sopan. Seorang anak harus memberikan manfaat kepada orang tuanya bila mana ditakdirkan menjumpai orang tua dalam keadaan tua renta, pikun, atau daya kecerdasan otaknya menurun. Dalam Qur’an surat Al Isra ayat 23, Allah SWT berfirman mengenai larangan anak berkata kasar,melainkan harus bertutur kata mulia kepada orang tua:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
Sebagai anak kita memiliki kewajiban untuk membantu orang tua, sesibuk apapun kita. Bahkan saat sibuk berorganisasi misalnya, pantang berangkat sebelum membantu orang tua. Setidaknya rumah sudah rapi sebelum pergi. Begitupun berlaku ketika sudah menjadi ibu, penuhi dulu kewajiban sebagai ibu dan istri, sebelum melakukan aktivitas di luar rumah agar hati dan pikiran tenang serta diberi kelancaran. Ridho adalah yang utama.
Berharaplah beban orang tua sedikit berkurang. Berharap orang tua dapat beristirahat, menonton televisi, main ke rumah tetangga atau menikmati masa berdua. Kita sudah besar, bukan anak kecil lagi, sudah saatnya berganti peran atau setidaknya orang tua dapat menikmati masa-masa santai.
Sejak lahir sampai sebesar ini orang tua telah membesarkan, menafkahi, menyekolahkan, mencukupi segala kebutuhan, memanjakan dan merawat dengan penuh kasih sayang. Bakti dan patuh kita terhadap orang tua, amanah dengan kesempatan telah di sekolahkan dengan belajar dan berprestasi, takwa kepada Sang Pencipta, senyum ceria yang terpancar di wajah kita, itulah kebahagiaan orang tua.
Bahkan seberat apapun kau menjalani hidup, sesakit apapun yang kau rasa, hiasilah wajahmu dengan senyuman agar orang lain bahagia dan tak mencemaskan terlebih orang tua kita. Kasih sayang orang tua sepanjang masa, dengan apalagi kita akan membalasnya jika bukan dengan bentuk bakti dan kepatuhan. Bahkan kita tak dapat membalas satu tetes darah ibu pun, saat ia melahirkan kita.
Masakan terlezat masakan ibu kita, tak ada bandingnya di dunia. Melihat senyum kedua orang tua adalah ibadah. Dulu saat kita bayi, orang tua begitu bahagia melihat kita bukan, hingga pada saatnya tumbuh besar kasih sayangnya tetap masih sama. Saat kita terlelap, orang tua masih memandang dengan tatapan penuh senyum kebahagiaan melihat anaknya tumbuh dewasa. Orang tua mungkin tak pernah terlihat sedang mengajarkan, tetapi sejatinya begitu banyak pengajaran yang ia berikan. Secerdas apapun kita, orang tua lebihlah cerdas.
Tak ada hak untuk dapat meremehkan mereka, karena mereka SEMPURNA. Apapun yang mereka berikan adalah istimewa karena diberikan dengan penuh ketulusan. Mereka berusaha menggapai segala hal melebihi kemampuan mereka. Meski mereka tak berpendidikan tinggi, namun kita dapat belajar dari pengalaman mereka yang luas. Jalan pikiran dan wawasannya lebih luas. Untuk itu bagi kita yang pengalamannya tak seluas mereka dan seorang pelajar yang hanya di tempat saja, tidak seperti mereka yang telah berkeliling dunia. Untuk itu kita harus semangat membaca, karena katanya buku adalah jendela dunia.
Ia senantiasa mendo’akan putra putrinya agar setiap langkahnya ia ridhoi Allah SWT, begitulah sebaliknya kita pun untuk mendo’akan kedua orang tua kita. Meski kebaikan dan kebahagiaan tak banyak kita berikan, setidaknya do’akanlah kedua orang tua kita untuk senantiasa bahagia dunia akhirat. Kelak sangatlah pantas berada di posisi surga firdaus.
Rabbighfirlii wali waalidayya warham huma kamaa rabbayaanii shaghiiraa,
Artinya: Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (ibu dan bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil. Aamiin.
Penulis: Nur Fadilah ( Putri Inspirasi 2020 Woobize, Pelajar Nahdlatul Ulama di Banyumas)