Menulis dan Membaca, Literasi Penting Penghasil Karya
JABARONLINE.COM – Dalam Acara Bongkar Isi Hati di kanal Youtube milik Soleh Iskandar, berisikan konten mengenai sosok yang menginspirasi banyak orang, dengan salah satu tamu spesial dari Jawa Barat, Dosen Fakultas Pendidikan dan Sastra Bahasa Indonesia di salah satu Perguruan Tinggi di Bogor, Wildan Fauzi Mubarock, pada (25/8/20).
Yang muda, yang berkarya, hal ini terlihat jelas di sosok Wildan F Mubarock, sang memiliki nama pena, atau nama yang seringkali dipakai oleh penerbit, karena, Wildan, Sapaan akrabnya ini, memiliki kedekatan tersendiri dengan dunia media cetak.
Karya media cetak yang berhasil ia luncurkan terdiri dari novel, karya prosa seperti puisi. Salah satunya novel ‘Sang Pembelajar’, dan juga buku berjudul ‘Sarjana di Tepian Baskom’. Dosen Prosa Fiksi ini juga memiliki buku puisi berjudul ‘Kata per Kata’, puisi tersebut juga dijadikan sebagai alat bantu untuk diajarkan kepada mahasiswanya dalam berkarya.
“Sosok inspirasi saya itu Mba Dewi Lestari, saya menyukai novel-novel nya, dan buku yang saya terbitkan itu covernya terinspirasi dari karyanya,” Ujar Wildan.
AdvertisementKonten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.Scroll To Continue with ContentBaca Juga
Menulis suatu karya lebih mudah menggunakan pengalaman pribadi, namun perlu juga cerita fiksi didalamnya, seperti penulis Novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata juga menuangkan tulisannya berdasarkan pengalaman pribadinya. Unsur fiksi juga diperlukan, karena jika hanya ada tulisan pribadi, namanya akan berubah menjadi autobiografi, Lanjutnya.
Profesi sebagai penulis menurutnya adalah profesi yang tak lekang oleh waktu, seorang penulis akan terus dikenang namanya lewat karya-karya yang dimiliki. Chairil Anwar adalah salah satunya. Ia pun menyebut jika sebuah tulisan itu ibarat berjodoh dengan media cetak, seperti bentuk Kitab-Kitab Agama, diturunkan dari langit dengan bentuk tulisan yang dibukukan.
“Yang unik dari membaca buku juga bisa karena aromanya, atau ketebalannya. Karena aroma buku itu berbeda-beda, dari wangi nya saja bisa membuat ketertarikan tersendiri. Selain itu bagi saya, membenahi buku juga bisa menghilangkan stress yang melanda,” Pungkasnya.
Selain karya di media cetak yang ia miliki, Wildan juga punya banyak karya lain dengan satu benang merah yang sama, yakni menulis. Pada lima tahun Ialu, ia berhasil menerbitkan karya barunya berupa Media Online bernama ‘Headline Bogor’ yang kini berganti menjadi ‘Jabaronline.com’, tak hanya itu, ia juga memiliki media ‘Jendelakita.id’.
“Kalo Jendelakita.id lebih ke karya, puisi, cerpen, semua orang yang memiliki karya, bisa mengirimkannya ke media kami, kalo Jabaronline.com itu mengacu ke berita peristiwa, karena itu juga mencakup wilayah-wilayah di Jawa Barat, dan setiap wilayah juga ada Kepala Biro nya masing-masing,” Jelasnya.
Bericara mengenai iklan, Wildan berujar jika setiap media online yang sudah cukup kredibel, maka sudah bisa memiliki akses iklan atau adsense. Diluar itu, bentuk iklan juga bisa berwujud Pamflet, atau iklan dalam bentuk pemberitaan.
“Karena hobi nulis dan diamanahi juga sebagai dosen pengampu untuk bidang jurnalistik, jadi mewujudkan Jabaronline.com ini nyambung dengan kebisaan saya, dan bisa memperoleh suatu kenyataan yang beda diluar teori. Saya tidak hanya berteori, tapi musti memiliki wujud fisiknya juga, dengan cara membuat media. Pengalaman yang datang juga jadi suatu kepuasan tersendiri,” Pungkasnya.
Tak sampai disitu, karya lainnya juga terinspirasi dari buku ‘Sang Pembelajar’ yang ia buat, Rumah Bacaan menjadi karya ke sekian yang Wildan miliki, tentunya untuk menarik minat baca bagi khalayak luas.
“Awalnya terinspirasi dari buku Sang Pembelajar, karena di buku itu juga ada tulisan ‘taman baca, rumah baca, sang pembelajar’. Karena lagi-lagi saya kan suka membaca buku, jadi buku-buku yang saya beli saya manfaatkan di rumah baca itu, didalamnya juga ada berbagai macam jenis buku, ada untuk anak-anak hingga orang dewasa. Aktivitas sehari-hari memang seringkali untuk anak-anak, mamun kalau akhir pekan, orang-orang dewasa juga banyak yang datang,” Jelasnya.
Rumah baca ini didirikannya tak sendiri, ada tim yang membantunya seperti Farid, Ragil, dan Aki. Ia juga menyampaikan jika buku-buku yang berada di rumah bacaan berasal dari teman-teman yang menyumbangkan bukunya yang masih layak baca. Rumah bacaan juga kerap kali mengadakan acara yang mendatangkan sosok inspirasi.
Meski awalnya ia mengaku sulit sekali dalam pembagian waktu, namun lambat laun, proses menuntunnya untuk mendapatkan hasil yang baik. Ia mampu mewujudkan karyanya dengan proses suka dan duka, kini ada kepuasan batin tersendiri bagi Wildan usai mewujudkan karyanya.
Terakhir, ada dua kata yang menurutnya krusial (penting) untuk memotivasi anak muda masa kini, yakni kreatif dan inovatif. Yang tak kalah penting juga berani memulai dan percaya diri dalam menuangkan sesuatu yg pribadi kedalam sebuah karya. Sebagai pamungkas, Wildan pun memberikan moto ‘Sukseslah Semuda-mudanya’, masa tua tinggal nikmati hasilmu.
Penulis : Dita Sekar Sari 21