Menyoal Asumsi Pj Bupati Bogor Bachril Bakri Tentang RLS: Merendahkan Pesantren atau Salah Kaprah?
JABARONLINE.COM - Pernyataan Penjabat (Pj) Bupati Bogor, Bachril Bakri, yang mengaitkan rendahnya Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Bogor dengan banyaknya siswa yang memilih berhenti sekolah demi masuk pesantren, menuai kritik tajam.
Ketua Jaringan Kebudayaan Rakyat Kabupaten Bogor, Ra Dien, menilai asumsi tersebut tidak hanya keliru tetapi juga berpotensi merendahkan peran pesantren tradisional dalam dunia pendidikan.
Menurut Ra Dien, pernyataan tersebut mengabaikan fakta bahwa pesantren telah lama menjadi pilar pendidikan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bogor.
“Pak Pj lupa bahwa di Kabupaten Bogor bagian Barat, banyak tokoh dan ulama besar yang hanya mengenyam pendidikan di pesantren,”tegasnya. Minggu, (02/02/2024).
Lebih lanjut, ia mempertanyakan apakah Bachril Bakri memahami sejarah bahwa banyak pejuang kemerdekaan di Kabupaten Bogor yang berlatar belakang pendidikan pesantren.
“Jadi kita harap pernyataan itu dapat diklarifikasi, agar tidak menimbulkan persepsi bahwa pesantren dianggap sebagai faktor penghambat pendidikan formal,” imbuhnya.
Pernyataan Bachril seolah menggiring opini bahwa pendidikan di pesantren kurang bernilai dalam indikator kemajuan pendidikan, padahal pesantren telah terbukti melahirkan banyak tokoh besar, baik di bidang keagamaan, sosial, maupun politik. Jika indikator RLS hanya berpatokan pada pendidikan formal, maka perlu ada kebijakan yang lebih inklusif yang juga mengakui kontribusi pesantren dalam mencetak generasi intelektual dan berakhlak.
Pj Bupati seharusnya lebih bijak dalam menganalisis persoalan pendidikan di Kabupaten Bogor. Alih-alih menjadikan pesantren sebagai ‘kambing hitam’, pemerintah daerah perlu mencari solusi konkret untuk meningkatkan akses pendidikan tanpa mengabaikan peran pesantren sebagai bagian penting dari sistem pendidikan nasional.***