• Latest
  • Trending

Neo-Instalasi Rindu : Usaha Hadapi Rindu Dengan Membisu

Maret 1, 2019

Dinas PU Kabupaten Sukabumi Tanggapib Keluhan Masyarakat Terkait Jalan Rusak di Ruas Leuwiliang-Bojongtipar

Januari 30, 2023

Kini Hadir Wisata Waterpark Niagara di Pusat Kota Purwakarta

Januari 30, 2023
ADVERTISEMENT

HUT Ratu Mahkota Resto ke-6, Owner Minta Jajaran Agar Lebih Maju dan Berkembang

Januari 30, 2023

FOKUSMAKER Kabupaten Bogor Gelar Kaderisasi dan Rakercab Tahun 2023, Edi Koswara : Kader Baru Harus Jadi Kader Terbaik dan Berpotensi

Januari 29, 2023

Kapten Inf Muhammad Arifin Hadiri Peresmian Masjid Jami Al Hasanah Nanggewer dan Haul KH.Ujang Sidik

Januari 29, 2023
  • HOME
  • Regional
    • Bogor
    • Bandung
    • Bandung Barat
    • Bekasi
    • Sukabumi
    • Cianjur
    • Depok
    • Pantura
    • Periangan
    • Purwakarta
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Jurnal Desa
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Opini
  • Sosial Politik
  • Ragam
    • Olahraga
    • Pariwara
    • Ekonomi & UKM
    • Sosok Inspiratif
Senin, Januari 30, 2023
jabaronline.com
  • HOME

    Jawa Barat Upayakan Akselerasi “Zero Case” Penyakit Mulut dan Kuku

    Kader Kawan Dedie Rachim Kembali Gelar Silaturahmi & Santap Siang Bersama

    Ustaz Das’ad Latif: Pak Prabowo Tokoh Peduli Umat

    Bupati Bandung Silaturahmi Dengan PWI, IJTI dan Insan Pers lainnya

    Babinsa Pakansari Giat Monitoring Stadion pakansari Dalam Rangka Pengamanan Tahun Baru 2023

    Plt. Bupati Bogor : Kerja Kolaborasi Lahirkan Prestasi Membanggakan Di Hampir 4 Tahun Periode RPJMD

    GOW Kabupaten Bogor Gelar HUT GOW Ke- 30 Tahun 2022

    Viral Aksi Perampasan Sepeda Motor di Gunung Putri Bogor Terekam CCTV, Pihak Kepolisian Lakukan Penyelidikan

    Pemerintah Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Opini WTP Dari Menteri Keuangan RI

  • Regional
    • Bogor
    • Bandung
    • Bandung Barat
    • Bekasi
    • Sukabumi
    • Cianjur
    • Depok
    • Pantura
    • Periangan
    • Purwakarta
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Jurnal Desa
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Opini
  • Sosial Politik
  • Ragam
    • Olahraga
    • Pariwara
    • Ekonomi & UKM
    • Sosok Inspiratif
No Result
View All Result
  • HOME

    Jawa Barat Upayakan Akselerasi “Zero Case” Penyakit Mulut dan Kuku

    Kader Kawan Dedie Rachim Kembali Gelar Silaturahmi & Santap Siang Bersama

    Ustaz Das’ad Latif: Pak Prabowo Tokoh Peduli Umat

    Bupati Bandung Silaturahmi Dengan PWI, IJTI dan Insan Pers lainnya

    Babinsa Pakansari Giat Monitoring Stadion pakansari Dalam Rangka Pengamanan Tahun Baru 2023

    Plt. Bupati Bogor : Kerja Kolaborasi Lahirkan Prestasi Membanggakan Di Hampir 4 Tahun Periode RPJMD

    GOW Kabupaten Bogor Gelar HUT GOW Ke- 30 Tahun 2022

    Viral Aksi Perampasan Sepeda Motor di Gunung Putri Bogor Terekam CCTV, Pihak Kepolisian Lakukan Penyelidikan

    Pemerintah Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Opini WTP Dari Menteri Keuangan RI

  • Regional
    • Bogor
    • Bandung
    • Bandung Barat
    • Bekasi
    • Sukabumi
    • Cianjur
    • Depok
    • Pantura
    • Periangan
    • Purwakarta
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Jurnal Desa
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Opini
  • Sosial Politik
  • Ragam
    • Olahraga
    • Pariwara
    • Ekonomi & UKM
    • Sosok Inspiratif
No Result
View All Result
jabaronline.com
No Result
View All Result
" data-ad-slot="">

Neo-Instalasi Rindu : Usaha Hadapi Rindu Dengan Membisu

admin by admin
Maret 1, 2019
in Sastra
0
41
SHARES
30
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kamis(28/02/2019) Disela-sela pembangunan gedung perkuliahan Universitas Pakuan (Unpak), dari kejauhan, terlihat cahaya lilin yang ditata sedemikian rupa sehingga mengarahkan orang agar masuk ke dalam lift. Lilin itu menjadi jalur yang menunjukkan dimana tempat pertunjukan Neo-Instalasi Rindu digelar oleh Teater Masagi FKIP Unpak berkolaborasi dengan Laboratorium Aktor Bogor.

Suasana romantis sekaligus mistis sangat terasa karena disana juga telah disiapkan dupa aroma terapi bunga mawar yang sengaja disimpan di pojok-pojok hingga di dalam lift. Jauh sebelum sampai di ruang pertunjukan, sepertinya, penonton sudah dibawa hanyut pada suasana dan ruang yang berbeda dengan kehidupan nyata. Saat memasuki aula yang terletak di lantai empat Gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Pakuan itu, terlihat set panggung arena dengan garis-garis tali yang dirangkai di lantai membentuk diagonal.

RelatedPosts

WEBINAR BEDAH BUKU KAJIAN PROSA FIKSI

Optimis Merenungi Krisis

Resensi Novel Sejarak Sajak

Kemudian jika diperhatikan, tak ada depan panggung, kanan-kiri panggung, dan arah lainnya, sebab penonton dibiarkan menyebar di semua arah di tempat yang sudah dipersiapkan—membuat perspektif panggung menjadi sangat subjektif. Sebelah barat, di sana sekelompok pemusik dengan alat musik yang sudah dipegang masing-masing pemusik, siap untuk menyuguhkan musik teater. Sebelah selatan, sebuah meja pendek penuh dengan peralatan lampu dan sebuah mixer-dimmer lampu siap mengendalikan pencahayaan pertunjukan. Dan sebelah timur sebuah kanvas berukuran sekitar 200×50 cm disiapkan untuk live performance yang akan dilakukan oleh Refqi Boink Rahmanda yang melukis peristiwa pertunjukan secara langsung sepanjang pertunjukan.

Tepat pukul 20.10 pertunjukan dimulai dengan menyanyikan Hyme Aktor karya Benny Johanes lalu disambung dengan terdengarnya tangisan dari arah sudut timur (belakang kanvas). Dari balik sana, muncul empat aktor berkepala botak membawa setangkai bunga mawar yang kemudian menempati keempat sudut yang dibentuk garis diagonal yang ada di lantai. Keempat aktor itu sama sekali tidak mengeluarkan suara bahasa, mereka—sambil berlenggak-lenggok, bergerak-gerak, berkelompok—hanya mengeluarkan suara-suara non-bahasa dari mulutnya. Mereka menjerit, mengeluh, mendesah, menghela, berteriak, menangis, dan suara-suara lain selain bahasa. Kemudian, dibeberapa bagian, muncul seseorang yang terlihat lebih rapi dari segi penampilan—namun juga sama botak, menceritakan sebuah dongeng berjudul Xua-Xua karya Agusto Boal.

Baca Juga :  Gebyar Drama, Angkat Tema "Masih Indonesia" Cerminkan Realitas Masyarakat

Dongeng itu menceritakan tentang sesosok betina purba bernama Xua-xua yang hidup di era kehidupan pra-manusia. Dalam kisah itu, disebutkan bahwa Xua-xua menjalin kasih dengan sesosok jantan bernama Ling Feng. Mereka menjalani hidup bersama: berenang, memanjat, naik gunung, berburu, dan bahkan berhubungan intim. Hingga pada suatu hari, Xua-xua merasakan perutnya membesar dan bergerak-gerak. Xua-xua tidak mengetahui apa yang terjadi dengan perutnya. Sementara itu, Ling Feng malah melarikan diri karena merasa Xua-xua bukan seperti Xua-xua yang dulu dikenalinya. Perutnya semakin besar, dan Xua-xua pun semakin malu. Itulah yang membuat Ling Feng meninggalkan Xua-xua dan berusaha mencari betina lainnya.

Dalam kesendirian, Xua-xua, meratapi sesuatu yang terjadi diperutnya itu sampai akhirnya Xua-xua menyadari bahwa sesuatu itu seperti hidup di dalam perutnya. Dalam cerita itu, intinya, Xua-xua mempertanyakan tubuh kecil yang keluar dari tubuhnya yang mirip dengan dirinya. Akhirnya, Xua-xua menyadari bahwa tubuh kecil itu adalah bagian darinya yang kini bukan dirinya sendiri.

Ketika cerita dongeng itu selesai disampaikan ada sebuah pertanyaan yang menarik muncul: apa hubungan cerita dongeng Xua-xua dengan empat aktor yang menangis? Jawaban ini mungkin akan sulit sekali ditemukan. Yang bisa menjadi jembatan untuk mengubungkan dua peristiwa di dunia yang berbeda itu adalah keprimitifan mereka. Semua tokoh dalam dongeng Xua-xua selalu mengungkapkan perasaannya lewat keprimitifan itu. sama halnya dengan keempat aktor itu yang mengungkapkan perasaan marah, sedih, senang, dan lain-lain dengan cara menyikapinya dan bukan mengatakannya.

Pertunjukan ini mencoba untuk menghadirkan nuansa berbeda bagaimana komunikasi tetap berjalan meski tanpa ucapan-ucapan, kata-kata, khususnya komunikasi antar aktor, dan komunkasi dengan penonton. Komunikasi yang paling awal dimiliki manuisa dalam menyampaikan perasaan dan isi hatinya ini dirasa menjadi komunikasi yang lebih jujur ketimbang perangkain kata-kata dan permainan-permainan kata yang dilakukan dalam verbal bahasa manusia.

Baca Juga :  Himadiksastrasia Tampilkan 12 Budaya Indonesia di Acara Fesbuk

Gerak-gerak tubuh rindu, alunan musik rindu, lukisan rindu, dan segala hal di pertunjukan ini dihadirkan jelas dengan pretensi dan niat yang sedemikian rupa yang menjadi energi yang luar biasa. Usaha ini benar-benar menyuguhkan nuansa, suasana dan atmosfer yang penuh dengan kesedihan. Entah itu berasal dari tangisan-tangisan aktor yang membuncah, musik yang mengalun atau rindu itu bahkan memang sudah hadir di hati penonton. Yang pasti, tanpa plot cerita yang jelas, rangkaian adegan itu disusun untuk hanya menyimpulkan kesedihan di bagian akhir pertunjukan ini. Seketika, di penghujung pertunjukan, sebagian para hadirin terbawa suasana haru yang meluap-luap. Penonton tiba-tiba menjadi subjek pelaku utama dalam pertunjukan. Di sana terlihat penyerahan panggung pertunjukan dari para aktor kepada semua hadirin yang ada di sana. Yang aneh, keharuan penonton justru hadir tanpa pretensi-pretensi yang akhirnya bertolak belakang dengan subjek pertama (aktor) yang mempersiapkan semuanya memiliki pretensi ketika menghadirkan tubuhnya, gerak tubuhnya, dan tangisan itu.

Pertunjukan Neo-Instalasi Rindu ini memang sulit dipahami maksud dan tujuannya, namun pembawaan nuansa dan penguasaan atmosfer yang kuat bisa menutupi itu semua. Jika sebaian orang terus mempersalahkan tema dan amanat yang ingin disampaikan lewat pertunjukan, Neo-Instalasi Rindu malah enggan membicarakannya. Pertunjukan itu malah membicarakan kemungkinan eksplorasi bentuk yang tertuang disetiap peristiwa teater malam tadi dengan melibatkan penonton bukan hanya dari segi emosional, juga dari segi kepristiwaan teater itu sendiri.

Apakah hal itu masalah? Pertanyaan itu sebenarnya tidak penting dijawab bahkan tidak penting dipertanyakan.
Lilin telah mati, cahaya sudah mati, alat musik dibawa pulang kembali, panggung tiba-tiba sepi, semua dibenahi, gedung akhirnya dikunci, tangis mulai diakhiri, tapi rindu masih berkecambah di hati.

(*)

Tags: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikankarya sastraPertunjukan
Previous Post

Anggota Bawaslu Diteror Saat Bertugas

Next Post

Di Darul Ma'arif M. Romahurmuziy Ikat Persatuan Alim Ulama

Related Posts

Pendidikan

FKIP Unpak Bentuk Calon Pendidik Bermutu Dengan 5 Program Studi

Maret 16, 2019
Ragam

Himadiksastrasia Tampilkan 12 Budaya Indonesia di Acara Fesbuk

Desember 15, 2018
Next Post

Di Darul Ma'arif M. Romahurmuziy Ikat Persatuan Alim Ulama

" data-ad-slot="">
  • Beranda
  • Manajemen
  • Pedoman Media Siber
  • UU ITE
PT. JABARTEK MEDIA UTAMA
Alamat Perusahaan
Jl. Bayur Legokmanggu, Kel. Leuwisadeng, Kec. Leuwisadeng,Kab. Bogor, Jawa Barat
Alamat Redaksi
Boxis 123 Mall Kota Bogor Lantai M
Iklan & Kerjasama 082373463131- 085782514988 - 0856-8950-147 08111111038
Email : redaksi@jabaronline.com/jabaronline@gmail.com

© 2019 Jabar Online - Media Online Jawa Barat

No Result
View All Result
  • HOME
  • Regional
    • Bogor
    • Bandung
    • Bandung Barat
    • Bekasi
    • Sukabumi
    • Cianjur
    • Depok
    • Pantura
    • Periangan
    • Purwakarta
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Jurnal Desa
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Opini
  • Sosial Politik
  • Ragam
    • Olahraga
    • Pariwara
    • Ekonomi & UKM
    • Sosok Inspiratif

© 2019 Jabar Online - Media Online Jawa Barat

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In