Office Boy DPRD Kabupaten Bandung, Taufik Ismail Somantri, Menjalankan Dua Peran, Pegawai dan Pedagang Peyek

Office Boy DPRD Kabupaten Bandung, Taufik Ismail Somantri, Menjalankan Dua Peran, Pegawai dan Pedagang Peyek

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM - Taufik Ismail Somantri, pria berusia 40 tahun dengan senyum ramah dan semangat membara, menjalani kehidupan yang penuh dengan dedikasi. Di siang hari, ia bertugas sebagai office boy di DPRD Kabupaten Bandung, melayani kebutuhan para anggota dewan dengan cekatan. Namun, saat matahari terbenam, ia bertransformasi menjadi seorang pedagang peyek yang gigih, menjajakan hasil olahan ibunya di sekitar komplek Pemda Kabupaten Bandung dan kantor DPRD.

 
Hidup Opik, sapaan akrab Taufik, bukanlah kisah yang mudah.  Lahir di Garut dan bertempat tinggal di Kampung Nangerang, Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Opik sejak kecil telah merasakan kerasnya hidup. Ia harus membantu ibunya, Seli Setiawati, seorang janda yang tangguh, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 
Masa kecil yang penuh perjuangan membentuk karakter Opik menjadi pribadi yang pekerja keras dan pantang menyerah.  Saat dewasa, ia memutuskan untuk merantau ke Bandung dan bekerja sebagai office boy di DPRD Kabupaten Bandung. Gaji yang ia terima, meskipun tak seberapa, menjadi sumber penghidupan untuk dirinya dan keluarganya.
 
Namun, Opik tak hanya puas dengan gaji bulanannya. Ia ingin memberikan kehidupan yang lebih baik bagi ibunya, istri tercinta, Fitri Utari Rosdiana, dan putri kecilnya yang manis, Utari Rosdiana.  Untuk mencapai cita-citanya itu, ia memutuskan untuk berjualan peyek di sela-sela waktu kerjanya.
 
Peyek yang dijualnya adalah hasil olahan ibunya, Seli Setiawati. Dengan penuh kasih sayang dan keahlian turun temurun, Seli Setiawati membuat peyek "Ngepros" yang nikmat dan lezat, tersedia dalam berbagai varian rasa, mulai dari kacang hingga udang ebi.  Opik dengan bangga menceritakan,

Advertisement
Scroll To Continue with Content

"Ibu saya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga, meskipun hidup kami sederhana. Saya bangga dengan ibu saya," terangnya. 
 
Setiap hari, Opik menjajakan dagangannya di sekitar tempat tinggalnya, sekitar Komplek Pemda Kabupaten Bandung dan di sekitaran Kantor DPRD. Ia berharap dagangannya laku setiap hari agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan ibunya.

"Alhamdulillah, saya diberi kesehatan untuk beraktivitas setiap hari," ungkapnya dengan penuh syukur.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

"Semoga saya diberi kelancaran dalam mencari rezeki untuk keluarga dan ibu saya," harapnya. 
 
Opik tidak hanya berjualan peyek untuk menambah penghasilan, tetapi juga untuk membantu ibunya. Ia ingin meringankan beban ibunya yang telah berjuang keras membesarkannya. "Saya ingin memberikan yang terbaik untuk ibu saya," kata Opik dengan mata berkaca-kaca.

"Ia telah berkorban banyak untuk saya," sambungnya.
 
Kisah Opik ini mengingatkan kita bahwa semangat dan dedikasi dapat membawa kita melewati segala rintangan.  Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras dan pantang menyerah, kita dapat meraih mimpi dan memenuhi kebutuhan keluarga.  Lebih dari itu, Opik adalah contoh nyata bahwa kasih sayang dan kepedulian kepada keluarga menjadi motivasi utama dalam menjalani hidup.
 
Bagi Anda yang ingin mencicipi peyek "Ngepros" buatan Ibu Seli Setiawati, dapat menghubungi Opik melalui nomor WhatsApp 0857-5934-2231.  Rasakan kelezatan peyek "Ngepros" yang dibalut dengan semangat dan dedikasi Opik dalam memberikan yang terbaik untuk keluarga tercintanya.
 
Semoga kisah Opik dapat menginspirasi kita semua untuk selalu berusaha dan berjuang dalam menjalani hidup.  Ingatlah bahwa setiap langkah kecil yang kita lakukan dengan penuh dedikasi dapat membawa kita menuju cita-cita yang lebih besar.

Sumber : Liputan

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author
Daisy Floren
Daisy Floren
Dera RG Penulis