BANDUNG | JABARONLINE.COM – Hari Pers Nasional diperingati setiap 9 Februari setiap tahunnya dan peringatan ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Menurut catatan sejarah awal lahirnya surat kabar dan pers. Sebenarnya berkaitan & tidak dapat dipisahkan dari sejarah lahirnya idealisme perjuangan bangsa mencapai kemerdekaan.
Di zaman revolusi fisik, lebih terasa lagi betapa pentingnya peranan dan eksistensi pers sebagai alat perjuangan. Media masa menjadi saluran membangun semangat dan optimisme untuk mencapai puncak kemerdekaan.
Baca Juga : Pemerintah Desa Kaso Canangkan Pengembangan Potensi Desa Agrowisata
Dalam iklim demokrasi pada saat ini Pers adalah Pilar ke-4 demokrasi setelah lembaga Eksekutif (Pemerintahan), Legislatif (DPR/Parlemen), dan Yudikatif (Lembaga Hukum). Tentunya, dengan fungsi sebagai alat Kontrol sosial dalam masyarakat/khalayak, serta sebagai pilar ke-4 demokrasi. Peran Pers pada saat ini begitu sangat penting di masyarakat.
Dari masa ke masa, pers dalam bentuk media cetak dan online tetap setia hadir di lingkungan umaro hingga ulama, akademisi, pengusaha, generasi muda dan masyarakat menengah bawah. Media masa menjadi jalur komunikasi semua pihak.
Mulai dari komunikasi berisi sosialisasi wacana pemerintah, penyebaran agama dalam satu negara, promosi produk pengusaha, gagasan dari kaum akademisi, hingga eksistensi kaum milenial dan harapan / keluh kesah rakyat bawah.
Moto hari pers tahun ini yang ingin penulis bahas ialah Abadikan Karya Dijurnalistiknya & Menguatkan Fungsi Kontrol Sosialnya. Setiap manusia pasti punya karya, setiap karya yang tidak diabadikan dalam bentuk jurnalistik. Maka karya tidak akan tersebar kemana-mana dan akan hilang ditelan masa. Namun jika karya disempurnakan dalam bentuk jurnalistik, maka karya akan bisa hadir dari masa ke masa.