Paguyuban Satria Sunda Sakti "Tawasul Rutin, Guna Menjaga Tali silaturahmi"

Paguyuban Satria Sunda Sakti "Tawasul Rutin, Guna Menjaga Tali silaturahmi"

Smallest Font
Largest Font

Bandung | Jabaronline.com – Menjalin silaturahmi sebetulnya adalah hal yang biasa dilakukan umat Islam pada lingkungan terdekatnya. Berbakti pada orang tua serta menjalin hubungan baik dengan saudara dan kerabat menjadi kewajiban, yang dilakukan muslim tanpa banyak tanya atau mengeluh.

Dalam agama dan budaya tak bisa terpisahakan keduanya menjadi satu kesatuan, agama tak akan berkembang tanpa kebudayaan, begitupun kebudayaan akan serampangan tanpa nilai-nilai agama.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Pembina Paguyuban Satria Sunda Sakti.
Iwan Sejati (Sebelah Kanan) Dani Hilman Hamdani, SE (Sebelah Kiri)

Hal itu dikatakan KH. Yudi irfan, MA Ketua Umum Paguyuban Satria Sunda Sakti, Kamis (06/08/20). Seusai acara Rutin tawasul setiap malam Jumat. Jl. Raya cibiru no. 123, Bandung

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

KH. Yudi mengatakan, Kegiatan Rutin yang diadakan setiap malam jumat guna mempererat tali silaturahmi antara anggota. Dan dengan adanya tawasul ini semua anggota dapat menambah pengetahuan tentang agama islam.

Tawasul atau wasilah adalah berdoa dan memohon pada Allah dengan memakai perantara yakni menyebut nama yang ditawassuli. Oleh karena itu, kalimat “tawassul pada Nabi” maksudnya adalah memohon pada Allah agar terpenuhi yang diminta dengan menyebut nama Nabi Muhammad Perantara itu dapat berupa amal shalih yang pernah dilakukannya, meminta orang soleh agar berdoa untuk dia, menyebut nama atau sifat Allah.

Memakai perantara orang saleh yang masih hidup disepakati seluruh ulama. Namun tawasul pada orang yang sudah meninggal, seperti Nabi Muhammad, para ulama dan orang salih sudah meninggal dunia masih menjadi perdebatan khususnya di kalangan ulama Wahabi. Bagi Ahlussunnah Wal Jamaah non-Wahabi tawasul dengan Nabi itu dibolehkan.

Lanjut kemudian KH. Yudi menjelaskan, Paguyuban Satria Sunda Sakti memiliki visi menjadi wadah pusat unggulan kreativitas kesenian dan kebudayaan, mengembangkan dan membina seni kreatif yang sudah tertutupi arus moderenisasi.

“Agama dan budaya tak bisa terpisahakan keduanya menjadi satu kesatuan, agama tak akan berkembang tanpa kebudayaan, begitupun kebudayaan akan serampangan tanpa nilai-nilai agama, “Pungkas KH. Yudi.

(Dody/Jabaronline)

Editors Team
Daisy Floren