PCNU Kabupaten Bogor Gelar Kursus dan Ijazah Kubro
BOGOR | JABARONLINE.COM – Dalam tradisi Islam, ijazah merupakan salah satu metode penting dalam transfer keilmuan dan pendidikan. Ijazah adalah pemberian mata rantai ilmu atas disiplin ilmu tertentu ataupun amalan secara spesifik.
Wujud ikhtiar untuk mempertahankan tradisi khas Islam tersebut, Ikatan Keluarga Nahdlatul Ulama kabupaten bogor menyelenggarakan Kursus dan Ijazah Kubro bersama Peserta JIHNU ( Majelis Dzikir dan Ta’lim Jam’iyyah Ismul Haq Nahdlatul Ulama ) Kabupaten Bogor,Minggu 11/12/2022
Dihadiri Peserta Kursus dan Ijazah Kubro yang hadir di kantor PCNU Kabupaten Bogor,Ketua PCNU Kab.Bogor KH. Aim Zaimuddin,M.A, Ketua Mujiz Pusat Jihnu KH.M.Bahrul Ulum,Ketua PWJIHNU JAWA BARAT KH.Adam Misbahuddin Ketua LDNU Kab.Bogor KH.Syarifudin Anawawi,M.Si ,memberikan ijazah kitab Qomi’ut Thughyan kepada , ustadz, dan para Santri Jihnu di PCNU Kabupaten Bogor , Minggu (11/12/2022).
Alasan mengapa kitab Qomi’ut Thughyan, KH Ues Nawawi, pimpinan KH M.Bahrul Ulum menyatakan bahwa kitab ini merupakan salah satu kitab yang paling penting di antara puluhan kitab karya syekh Nawawi Al Bantani di bidang aqidah (tauhid).
Pemahaman ‘ijazah’ di sini sama sekali bukan ‘selembar kertas ijazah tanda kelulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang kemudian digunakan untuk melamar pekeraan’ yang biasa dipahami orang-orang Indonesia saat ini.
Di Nusantara, tradisi ‘sanad’ dan ‘ijazah’ masih benar-benar dijaga hingga kini di dalam lingkungan pesantren tradisional (NU). Di beberapa pesantren di Jawa, khususnya Banten, setiap selesai mengkhatamkan sebuah kitab, sang kiai pasti akan memberikan ijazah dan sanad atas kitab tersebut. Ijazah akan menghubungkan genealogi intelektual, sambung menyambung tanpa putus, hingga ke pengarangnya.
Tradisi ‘sanad’ dan ‘ijazah’ ini, khususnya periwayatan, lebih sangat dijaga lagi dalam bidang keilmuan hadits. Abdullâh ibn Mubârak, ulama besar hadits generasi awal (w. 797 M) berkata; “Sanad adalah bahagian dari agama. Jika saja tidak ada sanad, orang akan berkata apa saja yang ia kehendaki”.Tutupnya
Jurnalis: Denz Gilang