PEMANFAATAN TIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA : Bima Rizki Prayogo, S.Pd
PEMANFAATAN TIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Penulis : Bima Rizki Prayogo, S.Pd
Guru SMAIT Al-Kahfi Kabupaten Bogor
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK atau Information Communication and Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. Perkembangan TIK atau multimedia di Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan masih belum optimal dibandingkan dengan negara-negara tetangga sepertI Singapura, Malaysia dan Thailand. Terdapat beberapa masalah dan kendala yang masih dirasakan oleh masyarakat khususnya tenaga pendidik dan profesional pendidikan untuk memanfaatkan TIK di berbagai jenjang pendidikan baik formal maupun non formal. Permasalahan tersebut terutama berkaitan dengan kebijakan, standarisasi, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur sumber daya manusia di lingkungan pendidikan.
Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan. Setiap guru mata pelajaran harus akrab dengan TIK dan tidak hanya menyerahkan kepada guru mata pelajaran tertentu saja, seperti guru TIK. Perkembangan diri siswa tidak dapat dihentikan, kebutuhan siswa akan keingintahuannya juga tak dapat dibatasi, dan ketertarikan siswa akan minat belajarnya harus selalu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Disinilah peran guru dalam kelas untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Guru dituntut kreatif dan inovatif dalam mendampingi siswa belajar di kelas. Guru yang baik akan selalu mencari cara agar siswanya tertarik dan memiliki minat yang tinggi dalam pelajaran yang diberikannya sehingga memperoleh nilai yang maksimal dari pelajaran tersebut.
Hal-hal yang mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran, diantaranya adalah metode yang diberikan guru, media pembelajaran, cara guru bersikap dan penampilan guru dalam kelas. Di sini akan ditekankan media pembelajaran yang diberikan kepada siswa untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Media pembelajaran yang beragam dan disesuaikan dengan perkembangan zaman serta kebutuhan siswa akan membuat minat siswa lebih tinggi. Meskipun guru sebagai mediator utama dalam pembelajaran di kelas, alat bantu atau media lainnya juga sangat diperlukan agar pembelajaran tersebut lebih dinamis dan mencapai sasaran yang diinginkan. Media pembelajaran yang dikemas dengan baik dapat menjadikan proses pembelajaran lebih menarik dan diminat siswa.
Peningkatan minat siswa dalam belajar bahasa Indonesia itu sangat dipengarui oleh peran guru. Seorang guru bahasa Indonesia harus pandai mensiasati atau mencari cara agar siswanya berminat dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Dunia Pendidikan di Indonesia Khususnya Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pengertian Media Pembelajaran
Memanfaatkan fasilitas multimedia yang sudah tersedia untuk mempermudah kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Misalnya, untuk presentasi. Jika dahulu presentasi hanya menggunakan media OHP yang monoton, sekarang presentasi sudah dapat ditampilkan dengan LCD projector dan dibuat lebih kreatif dengan menampilkan berbagai konten multimedia, seperti gambar, video, suara, dan sebagainya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan teknologi pembelajaran, sumber belajar atau dapat juga termasuk sebagai alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran yang dipandang segala bentuk peralatan fisik komunikasi berupa hardware dan software merupakan bagian kecil dari teknologi pembelajaran yang harus diciptakan (didesain dan dikembangkan), digunakan, dan dikelola (dievaluasi) untuk kebutuhan pembelajaran dengan maksud untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran..
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan pendorong utama penerapan computer dalam pembelajaran yang dikenal dengan istilah Computer Assisted Learning (CAL) atau pembelajaran dengan bantuan komputer. Namun, perlu diingat bahwa komputer hanyalah alat atau media dan sepenuhnya tergantung dari penggunanya.
Kurikulum 2013 menempatkan bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan. Peran bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan tersebut bukan merupakan suatu kebetulan jika paradigma pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 diorientasikan pada pembelajaran berbasis teks.. Oleh karena itu, perancangan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memberikan ruang pada siswa untuk mengembangkan berbagai jenis struktur berpikir, karena setiap teks memiliki struktur berpikir yang berbeda satu sama lain. Semakin banyak jenis teks yang dikuasai maka semakin banyak struktur berpikir yang dikuasai siswa.
Berdasarkan pandangan di atas, maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat menarik atau membosankan bagi siswa tergantung bagaimana seorang guru mengemasnya atau mendesainnya. Disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dari tuntutan kurikulum 2013, Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak lagi sebagai suatu mata pelajaran tetapi semua pelajaran di sekolah harus menyertakan TIK sebagai media dan tanggung jawab TIK bukan hanya pada guru TIK saja tetapi semua guru harus menguasai TIK.
Keberhasilan menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada isi pesan, cara menjelaskan pesan dan karakteristik penerima pesan. Misalnya, penggunaan papan tulis akan lebih efektifdan lebih efisien daripada penggunaan LCD pada tujuan pembelajaran tertentu
Namun pada kenyataannya, penerapan ICT dalam bidang pendidikan di Indonesia masih dalam tahap awal dan masih belum termanfaatkan secara maksimal. Kendala-kendala penerapan ICT di bidang pendidikan antara lain disebabkan oleh : Belum meratanya infrastuktur yang mendukung penerapan ICT di bidang pendidikan merupakan permasalahan awal yang harus segera diselesaikan oleh pihak yang berwenang, karena tanpa adanya infrastruktur yang mendukung maka penerapan ICT di bidang pendidikan hanya akan menjadi impian semata. Infrastruktur merupakan komponen yang sangat penting yang berfungsi sebagai modal awal dan utama dalam penerapan ICT di bidang pendidikan. Pada saat ini, terdapat kecenderungan bahwa hanya daerah tertentu saja yang mendapatkan akses ICT. Hal ini dikarenakan masih banyak daerah yang bahkan untuk memilki akses telepon saja tidak ada, apalagi untuk akses terhadap Internet. Padahal sesungguhnya banyak sekali potensi sumber daya manusia unggul yang dimiliki oleh daerah tersebut. Jika hal ini terus berlangsung seperti ini maka dikhawatirkan bahwa potensi sumber daya manusia yang dimiliki daerah tersebut akan terbuang dengan percuma dan tidak dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa Indonesia pada umumnya.
Penggunaan ICT dalam dunia pendidikan dapat membawa banyak manfaat seperti pembelajaran yang lebih efisien dan dapat menghemat waktu dan ruang. Akan tetapi untuk mencapai itu, dibutuhkan fasilitas yang mendukung dan sumber daya manusia yang berkompeten untuk mengembangkan ICT. Untuk mencapai sumber daya manusia yang baik, maka pemerintah juga harus mendukung perkembangan ICT tersebut dengan cara memberi kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung proses perkembangan ICT seperti menyediakan fasilitas WAN di setiap lembaga pendidikan. Penyebaran infrastruktur yang merata juga harus dilakukan oleh pemerintah sehingga setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan informasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan masyarakat yang tidak dapat menikmati perkembangan ICT menjadi gaptek (gagap teknologi) sehingga perlu diadakan sosialisasi terhadap masyarakat yang gaptek tersebut.