Peran Penting Belajar Sepanjang Hayat Bagi Umat Manusia
BOGOR | JABARONLINE.COM – Belajar merupakan hal utama bagi manusia, Wahyu yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah iqra. Secara umum, iqra diartikan sebagai perintah untuk membaca.
Dalam wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW melalui Jibril, Allah SWT memerintahkan untuk membaca dengan menyebut nama Tuhan.
Iqra mengisyaratkan kita sebagai umat manusia agar dapat belajar dan membaca, sama halnya dengan nabi kita Muhammad SAW yang diberikan wahyu oleh Allah SWT.
Terlepas diturunkannya wahyu kepada nabi Muhammad SAW, juga Al Quran sebagai pedoman atau tuntunan bagi umat manusia terutama bagi pemeluk agama Islam, mengajak kita untuk menerapkan syariat dan pembelajaran yang sudah diwariskan kepada nabi terdahulu yang telah menerapkan Al Quran sebagai pedoman hidup.
Kita selaku umat manusia yang buta terhadap ilmu, patut mengikuti dan mencontoh nabi Muhammad SAW yang telah diperintahkan Allah SWT untuk membimbing umatnya menuju jalan yang lurus.
Pendidik atau guru sebagai ahli waris para nabi yang diberi kepercayaan untuk mendidik umat dikala manusia kosong akan ilmu dan pengetahuan.
Saking mulianya kedudukan guru, Ahmad Syauki, seorang penyair Mesir, pernah menyatakan bahwa guru itu hampir seperti seorang rasul. Mungkin itu terlalu berlebihan. Karena memang pada dasarnya antara rasul dan guru memiliki tugas dan peranan yang sama, yaitu mendidik, mengajar, dan membina umat.
Dalam surah Ali Imran [3] ayat 164 Allah SWT menegaskan tugas para rasul. Dalam ayat tersebut setidaknya ada tiga tugas pokok seorang rasul yang bisa dijadikan pegangan oleh setiap guru, yaitu membacakan ayat-ayat Allah (at-tilawah); membersihkan jiwa (at-tazkiyah); dan mengajarkan Alquran (al-kitab) dan sunah (al-hikmah).
Guru merupakan profesi yang paling mulia, agung, dan dihormati. Hal itu karena guru sebagai ahli waris para nabi. Guru dihormati karena ilmunya, yaitu ilmu yang diwariskan Rasulullah SAW melalui para sahabat, tabi’in, tabi’ut-tabi’in, para ulama, dan guru terdahulu.
Karena itulah, para guru pantas disebut sebagai ahli waris para nabi. Namun, guru yang tidak mengamalkan dan mengajarkan ilmu sesuai tuntunan Rasulullah SAW bukan ahli waris para nabi. (Fuad Asy-Syalhub dalam bukunya Guruku Muhammad SAW).
Menjadi guru berarti memiliki peluang mendapatkan amalan yang terus mengalir, yaitu dengan mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada peserta didik. Sabda Nabi SAW, “Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu berdoa untuknya.” (HR Muslim).
Peranan guru saat ini sangat penting apalagi dijaman teknologi yang terus berevolusi, sehingga tanpa seorang guru tentunya kita akan buta terhadap pengetahuan. Tentunya dengan bimbingan seorang guru kita akan diarahkan dan diajarkan bagaimana cara melakukan sesuatu perbuatan yang baik.
Dari pernyataan di atas jelas bahwasanya setiap manusia diwajibkan untuk membaca dan belajar sepanjang hayat, agar segala apa yang belum diketahui dapat dimengerti dan difahami secara baik dan benar.
Belajar sepanjang hayat merupakan langkah stategis untuk membina dan memupuk otak kita, agar dapat menyimpan memori dari apa yang kita pelajari.
Penulis : Atik Koswara