Peringati Hari Peduli Sampah UKM Pantai Gelar Kegiatan Sosial
BANTEN-Memperingati Hari Peduli Sampah, sejumlah mahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) Bogor yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pantai Fakultas Hukum (FH) melakukan aksi sosial, yaitu bersih-bersih pantai, pada hari Kamis (21/02) di Pantai Sawarna, Kabupaten Lebak Banten Provinsi Banten.
Aksi tersebut dimulai pukul 09.00-15.30 WIB dengan melibatkan kelompok
penikmat kopi dari OPSI kopi Bogor, serta RW 04 Sawarna dan siswa-siswi SDN 3 Sawarna. Pada kesempatan itu, mereka berkerjasama membersihkan pantai dari sampah-sampah plastik dan sampah lain yang sulit terurai.
Adam Kusumah Wardani (23), Mahasiswa Universitas Pakuan Fakultas Hukum sekaligus penggagas UKM
Pantai menuturkan bahwa kegiatan bersih-bersih pantai ini adalah agenda yang sengaja dibuat karena keresahan atas banyaknya sampah plastik berserakan saat pihaknya berkunjung ke Pantai tersebut. “Karena banyak sampah plastik jadi saya berinisiatif untuk melakukan OPSIH (Operasi Bersih) disini,” jelas Adam.
Selain itu, tujuan mengadakan kegiatan ini agar masyarakat lebih peka terhadap
kondisi pantai yang menjadi tempat mereka hidup dan juga mencari nafkah. Agar warga lebih merawat lingkungan sendiri, dan untuk memberitahukan
bahwa sampah ini selalu ada dan tidak pernah hilang secara utuh. Adam memberikan kesempatan kepada kawan-kawannya untuk menjadi bagian dari panitia dan Herdi (25) sebagai mahasiswa aktif yang juga dari Fakultas Hukum sengaja ditunjuk oleh Adam menjadi ketua pelaksana acara ini berinisiatif untuk mengajak siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) yang saat itu sedang berkegiatan di Pantai Sawarna.
“Terlihat gerombolan siswa-siswa SD sedang melakukan kegiatan olah raga di pantai yang akhirnya diikut sertakan oleh kawan-kawan UKM Pantai untuk bergabung dalam kegiatan OPSIH, antusiasme dari siswa-siswi SD Negri 3 Sawarna ini cukup baik dan didukung
oleh guru mereka yang merupakan Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) yang ternyata dia merupakan tokoh yang berpengaruh di Desa sawarna ini,” kata Herdi.
Sementara itu, menurut Ketua Rw 04 Desa Sawarna Dede menjelaskan bahwa banyaknya sampah ini karena sedang ada pembongkaran warung-warung di pinggir pantai yang akan direlokasi ke tempat yang telah disediakan, sehingga banyak sampah yang tidak dibersihkan oleh warga.
“Dari awalnya kita udah ada kegiatan kaya Jum’at bersih gitu, warga Bersama Pedagang Kaki Lima (PKL) disini mengadakan kegiatan Jum’at bersih,” jelas Dede.
Menurutnya, Pemerintah sebelumnya telah mempersiapkan kontainer dan alat angkut berupa motor roda tiga serta diadakan pengangkutan setiap satu Minggu sekali, namun adanya kejadian tsunami di Selat Sunda yang akhirnya berdampak pada minimnya pengunjung untuk datang ke pantai Sawarna. Hal ini membuat Pemerintah berpikiran bahwa tidak ada pengunjung yang datang sehingga kecil kemungkinan sampah menumpuk. Ditambah lagi dengan adanya pembongkaran warung-warung membuat sampah semakin menjadi-jadi sehingga meninggalkan puing-puing yang berserakan dan terkesan tidak terawat.
Namun dibalik semua itu pembongkaran warung ini nantinya akan berdampak pada bersih dan rapihnya Pantai Sawarna, serta akan memberikan kenyamanan bagi para penikmat dan pengunjung Pantai Sawarna.
“Cuma karena ini wisatanya sepi kena dampak dari Selat Sunda, jadi dikira mereka sampah itu tidak ada, padahal kalau musim hujan begini sampah banyak, pada naik dari kali. Yah saya mohon sama dinas terkait dari kecamatan, dari desa atau dari Pemerintah Daerah (Pemda) supaya mendukung lagi kegiatan bersih-bersih pantai atau kegiatan reboisasi,” tutur Dede.
Menanggapi banyaknya puing-puing dan bongkaran lahan, Dede menjelaskan bahwa ini tidak akan lama. Kalau masalah di tepi pantai ini sedang melakukan penataan dan akan dilakukan relokasi seluruhnya. Kegiatan berlangsung selama dua hari, dan mendapatkan sekitar 10 karung sampah plastik yang kemudian dipilah berdasarkan jenis, merk dan bentuk. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini tidak bisa optimal dalam pembersihan karena keterbatasan waktu dan Sumber Daya Manusia (SDM), jika memungkinkan Pihak UKM Pantai akan membuat kegiatan serupa yang lebih besar terlebih memberikan edukasi mengenai pengolahan sampah, penghijauan, dan kepekaan kepada warga.
Kemudian, sampah tersebut dipilah dan akan dipaketkan untuk dikembalikan kepada setiap perusahaan yang seharusnya bertanggung jawab atas limbah dan sampah yang telah mereka produksi, serta memberikan pendidikan kepada masyarakat selaku konsumen mereka. Dan akan disertakan surat oleh UKM Pantai.
(ON)