Perkembangan IDM Jawa Barat Dari Tahun Ke Tahun

Perkembangan IDM Jawa Barat Dari Tahun Ke Tahun

Smallest Font
Largest Font

BANDUNG | JABARONLINE.COM -Aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan Desa untuk meningkatkan mensejahterakan kehidupan Desa dan masyarakatnya.

Tidaklah mengherankan jika Indeks Desa Membangun (IDM) sebagai alat bantu pengukuran untuk perkembangan status Desa dibentuk berdasarkan kepada 3 (tiga) kombinasi kekuatan besar tersebut, yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL/Ekologi).

Advertisement
Scroll To Continue with Content


Sementara itu, masing-masing indeks memiliki dimensi dan indikator tersendiri untuk memperkuat gerak pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Indeks Ketahanan Sosial (IKS) terdiri dari 4 (empat) dimensi, yaitu Dimensi Modal Sosial (indikator solidaritas sosial, memiliki toleransi, rasa aman penduduk, kesejahteraan Sosial); Dimensi Kesehatan (indikator pelayanan kesehatan, keberdayaan masyarakat, dan jaminan kesehatan); Dimensi Pendidikan (indikator akses ke pendidikan dasar dan menengah, akses ke pendidikan non formal dan akses ke pengetahuan); dan Dimensi Permukiman (indikator akses ke air bersih, akses ke sanitasi, akses ke listrik, dan akses ke informasi dan komunikasi).

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Indeks Ketahanan Ekonomi  (IKE) memiliki 1 (satu) dimensi, yaitu Dimensi Ekonomi (indikator keragaman produksi masyarakat desa, tersedia pusat pelayanan perdagangan, akses distribusi/ logistic, akses ke Lembaga keuangan dan perkreditan, Lembaga ekonomi, dan keterbukaan wilayah).


Terakhir, Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL/Ekologi) yang juga sama halnya dengan Indeks Ketahanan Ekonomi  (IKE) hanya memiliki sebuah dimensi, yakni Dimensi Ekologi (indikator kualitas lingkungan dan potensi rawan bencana dan tanggap bencana).

Indeks Desa Membangun Jawa Barat 2021
Sejak tahun 2019, grafik Indeks Desa Membangun Jawa Barat terus menunjukan peningkatan yang sangat luar biasa. Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah strata Desa Mandiri sebanyak 586 Desa, strata Maju 2.102 Desa, strata Berkembang 2.606 Desa dan hanya tinggal menyisakan 18 Desa dengan strata Desa Tertinggal pada tahun 2021 ini.

Dengan meningkatnya jumlah strata Desa Mandiri dan menurunnya jumlah angka strata Desa Tertinggal pada tahun ini, menempatkan Jawa Barat pada urutan kedua provinsi yang memiliki jumlah Desa Mandiri terbanyak secara Nasional.

Keberhasilan Jawa Barat dalam meningkatkan jumlah strata Desa Mandiri dan menurunkan jumlah strata Desa tertinggal, sekaligus turut mendongkrak status IDM Jawa Barat naik satu peringkat berada diurutan ke-4 dengan nilai 0,702 (Status Maju), dimana pada tahun sebelumnya menempati urutan ke-5 dengan nilai 0,6967 (Status Berkembang).


Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam SK Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Nomor 398.4.1 Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Nomor 30 Tahun 2016 tentang Status Kemajuan dan Kemandirian Desa yang dirilis tanggal 19 Agustus 2021 lalu.

Apa yang harus dilakukan untuk menuju provinsi dengan status Mandiri?
Dari 3 (tiga) kombinasi kekuatan besar Indeks Desa Membangun (IDM) yang terdiri dari Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL/Ekologi), ternyata Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) pada Indeks Desa Membangun (IDM) Jawa Barat hanya memiliki nilai 0,6581.

Oleh karena itu, Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) harus menjadi fokus perhatian atau super prioritas sasaran intervensi kebijakan dalam upaya meningkatkan nilai Indeks Desa Membangun (IDM) Jawa Barat pada tahun mendatang, dan berharap mampu meraih status Mandiri.

Penulis: Jujun Suryana (Humas DPMD Jabar)

Editors Team
Daisy Floren