Pesta Demokrasi Indonesia "Cukup Lama dan Melelahkan"
BOGOR – Masyarakat Indonesia antusias memeriahkan pesta demokrasi dengan menyumbangkan hak suara pada Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Rabu (17/04) lalu.
Namun, momen ini memiliki suka duka bagi panitia Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Seperti yang diungkapkan Yana Supriayatna warga Kelurahan Empang yang berpartisipasi sebagai panitia KPPS.
“Alhamdulillah bisa berpartisipasi menyukseskan pemilu 2019, dan pastinya banyak hal positif,” kata Yana kepada wartawan, Kamis (18/04/2019).
Menurut Yana, sebagian di berbagai Tempat Pemungutan Suara (TPS) khususnya di TPS 23 Kelurahan Empang Kecamatan Bogor Selatan panitia didominasi oleh generasi milenial.
Pada Pemilu 2019 ini, diri mengungkapkan hal menarik yaitu pemilihan yang paling memakan waktu cukup lama dan melelahkan. Selain banyaknya surat suara, tak jarang warga yang protes saat pemungutan suara berlangsung.
“Banyak warga yang protes saat akan memilih, karena banyak warga yang tidak terdaftar di DPT (Daftar Pemilih Tetap), dan hanya membawa E-KTP,” ungkap Yana.
Sebagai panitia KPPS, Yana juga harus memenuhi aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) bahwa pemilih yang tidak terdaftar di DPT bisa melakuKan pencoblosan pada jam 12 – 13 WIB.
“Akhirnya warga pun ada yang golput atau tidak memilih karena harus bekerja,” tuturnya.
Kendati demikian, Yana memaparkan, masalah seperti ini harus wajib di evaluasi oleh KPU. Pasalnya, apabila pemilihan tahun 2024 tetap seperti ini Yana mengaku pesimis dan tidak ingin menjadi bagian dari KPPS.
“Saya pesimis, tidak akan ada yang bersedia kembali untuk ikut bagian dari KPPS. Pasalnya hampir semua TPS selesai pada pagi hari”.
“Artinya semua petugas KPPS stand by pagi di lokasi selama pemilihan berlangsung sampai penghitungan dan sampai penyerahan ke PPS itu pagi lagi, sudah hampir 24 jam kita bekerja demi mensukseskan pemilu,” lanjutnya.
Terkait hal itu, dikatakan Yana, tidak bisa dipungkiri banyak sekali anggota KPPS yang sakit. Yana berpendapat integritas proses pada saat pendataan calon pemilih agar lebih konfrehensif. Selanjutnya integritas penghitungan suara agar lebih cepat dan transparan serta tidak menunggu lama untuk proses hasil Pemilu.
“Proses system mekanisme di lapangan agar lebih diperhatikan mengenai penjadwalan. Saya lihat di media bahkan ada yang meninggal karena kelelahan,” ucap Yana.
Yana berharap, sebaiknya Pilpres dan Pileg dipisahkan waktunya agar semua berjalan kondusif. “Semoga KPU lebih baik lagi di Pemilu 2024,” pungkasnya.
(Oly)