Pilkada di Masa Pandemi Regenerasi Politik dan Roda Kepemimpinan Harus Berjalan
JAKARTA | JABARONLINE.COM – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak hampir dipastikan tidak ditunda lagi dan akan tetap dilaksanakan pada 9 Desember 2020 sudah mencapai kesepakatan antara penyelenggara pemilu, eksekutif dan legeslatif terkait jadwal perhelatan pilkada tahun ini.
Akibat pandemi Covid-19, hajatan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tertunda dari awalnya bulan September menjadi Desember 2020. Masih banyak masyarakat bertanya-tanya dan menyangsikan mengapa pilkada tetap dilaksanakan tahun 2020 ditengah badai Covid-19 yang belum melandai. Menyikapi hal tersebut, Beni Pramula (Presiden Pemuda Asia-Afrika) mengajak masyarakat untuk optimis mensukseskan pilkada serentak.
Beni mengemukakan pandangannya terkait politik, menurutnya jangan jadi generasi yang pesimislah, regenerasi politik dan roda kepemimpinan harus tetap jalan. Pilkada serentak harus dilaksanakan pada tahun ini.
“Sebab regenerasi politik dan roda kepemimpinan harus berjalan, jika tidak maka akan terjadi kekosongan jabatan Kepala Daerah di ratusan daerah di Indonesia. Lantaran, pada awal tahun 2021, akan berakhir lebih dari 250 masa jabatan kepala daerah,” kata Ketum DPP IMM 2014-2016.
Pilkada serentak tahun 2020 ini akan diikuti 270 daerah. Dengan rincian 9 provinsi, 37 kota dan 224 kabupaten. Lebih dari 250 kepala daerah akan berakhir masa jabatannya pada awal 2021. Dalam kekosongan tersebut memang dapat ditunjuk penjabat (Pj) kepala daerah sebagai opsi, tapi hal itu bukanlah opsi yang terbaik. Sebab, wewenang Pj itu terbatas dibandingkan dengan wewenang kapala daerah definitif.
“Dalam keterbatasan wewenang tersebut akan berimbas pada kurang baiknya laju roda pemerintahan dalam menjalankan kebijakan dan pembangunan daerah,” jelas Beni.
Dia menegaskan agar masyarakat tidak khawatir berlebihan lantaran tetap diselenggarakan pilkada ditengah Pandemi Covid-19. Aspek keselamatan dan kesehatan akan sangat diperhatikan dalam perhelatan Pilkada ini, teknis penyelenggaraannya akan berbeda dengan pilkada sebelum pandemi. Nantinya.
“Penyelenggara pemilu akan dibekali alat pelindung diri (APD) dan masyarakat akan difasilitasi protocol kesehatan yang memadai, seperti hand sanitizer, sarung tangan dan masker. Masyarakat tidak perlu bimbang lagi, InshAllah Pilkada serentak ini akan berjalan lancar,” tegas Beni.
Beni, menuturkan bahwa belum ada jaminan kapan akan berakhirnya Pandemi Covid-19 ini semuanya masih unpredictable, menunda pilkada akan menumpuk permasalahan lebih banyak dikemudian hari. “hingga saat ini belum ada ilmuan bahkan lembaga kesehatan dunia atau WHO juga tidak dapat memastikan kapan pendemi akan berakhir, tidak bisa diprediksi, nah yang bisa kita lakukan adalah tetap melaksanakan pesta demokrasi dengan protocol Covid-19,” tuturnya.
Selain itu, Beni juga mengajak generasi muda untuk optimis dan menjadi garda terdepan untuk terus mensosialisasikan pentingnya agenda pesta demokrasi ini, baik melalui media cetak maupun elektronik. Dengan memberikan pemahaman dan peningkatan rasa peduli pada pelaksanaan pilkada. Sosialisasi ini juga bertujuan agar masyarakat bisa mendapat iklim yang kondusif saat pesta rakyat di daerah-daerah yang melaksanakan pilkada agar kelak tidak terjadi lagi beberapa potensi masalah seperti isu suku, ras, agama (SARA) dalam kampaye dan berita hoaks (bohong) serta ujaran kebencian melaui media sosial.
“Mari kita dukung upaya Pemerintah, KPU RI, Bawaslu, DKPP, TNI dan POLRI serta stakeholder penyelenggara Pemilu di KPU Daerah di 270 daerah yang menggelar Pilkada Serentak 2020 agar berlangsung aman Covid19 dan demokratis. Dalam hal ini generasi muda dapat menjadi garda terdepan untuk mengkampayekan pilkada damai yang bermartabat untuk menciptakan iklim yang kondusif saat pesta rakyat di daerah-daerah yang melaksanakan pilkada agar kelak tidak terjadi lagi beberapa potensi masalah seperti isu suku, ras, agama (SARA) dalam kampaye dan berita hoaks (bohong) serta ujaran kebencian melaui media sosial,” ungkapnya.
Beni juga meminta KPU agar tetap focus melanjutkan tahapan-tahapan pelaksanaan Pilkada dengan mengadopsi protokol COVID-19 bidang keamanan kesehatan yang prima. Bersama Pemerintah, KPU telah mempersiapkan protokol kesehatan tersebut secara rinci dan berkualitas agar pelaksanaan seluruh tahapan Pilkada Serentak 2020 yang tersisa dapat berlangsung diatas pengarusutamaan keselamatan kesehatan semua pihak yang terlibat seperti petugas, peserta dan pemilih.
“Sebagaimana kita akan memasuki new normal life, era tatanan kehidupan baru yang produktif dan aman COVID-19, Pilkada serentak 2020 juga menjadi ajang tantangan bagi kita semua untuk mampu melaksanakan Pilkada aman Covid-19 dan demokratis,”.
“Sebagaimana juga pengalaman negara2 lain yang sukses melakukan Pemilu di tengah Covid-19, kita, bangsa Indonesia, optimis bahwa KPU dan semua stakeholders penyelenggara Pilkada termasuk masyarakat akan mampu menyelenggarakan Pilkada Serentak 9 Desember 2020 di atas protokol kesehatan yang dilaksanakan lewat kordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid 19. Penerapan protokol kesehatan Covid 19 di dalam penyelenggaran Pilkada merupakan pengalaman baru yang akan membawa perubahan-perubahan positif bagi kehidupan demokrasi di tanah air,” sambungnya.
“Kita bisa melewati ekuilibrium yang baru dan lebih baik. Melalui pilkada serentak ditengah pandemi ini kita juga berharap dapat tercipta pemerataan kesejahteraan membawa perubahan ketatanan dunia baru yang lebih adil. Memulai tulisan ini saya mengajak kita semua untuk tidak kehilangan harapan. Hal itu dikarenakan bahwa sesungguhnya kita boleh kehilangan harta, saudara, pangkat dan kedudukan tapi kita tidak boleh kehilangan harapan dan semangat persatuan. Harapan yang hidup akan membuat seseorang melihat hal indah dimasa depannya dengan begitu kita akan bertahan dan bangkit. Kita boleh saja kecewa atas kondisi saat ini, tapi jangan pernah biarkan kita kehilangan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Kehilangan harapan, sama saja mengubur kehidupan itu sendiri dengan cara paksa,” tutup Beni.
Red