Pimpinan Rumah Sakit Dikumpulkan, Bima Lakukan Audit Menyeluruh
BOGOR | JABARONLINE.COM – Wali Kota Bogor Bima Arya mengumpulkan 21 pimpinan rumah sakit yang ada di Kota Bogor melalui saluran video conference, Kamis (11/6/2020). Pertemuan virtual tersebut digelar pasca adanya kasus terkonfirmasi positif di lingkungan rumah sakit.
“Saya melakukan video conference dengan seluruh pimpinan rumah sakit di Kota Bogor, mengingatkan kembali untuk betul-betul memperhatikan protokol kesehatan. Semuanya akan kita audit lagi terkait dengan triase pasien, standar sarananya, standar ruang isolasi, APD, hand hygiene, pengolahan limbah, linen, sterilisasi ruangan, kewaspadaan outbreak, disaster plan RS dan surveilans aktif RS. Kita audit semuanya,” ungkap Bima Arya.
Ia menambahkan, secara khusus Pemkot Bogor berkoordinasi dengan rumah sakit ini untuk melakukan checking keseluruhan dan secara rutin melakukan rapid dan swab kepada seluruh personel yang ada di rumah sakit. “Tapi ini pun kita berlakukan kepada semua, kewaspadaannya kita tingkatkan untuk semua,” katanya.
Secara umum, lanjutnya, seharusnya semua rumah sakit siap dan telah melakukan antisipasi sebelum ada Covid-19. “Karena sudah tervalidasi dalam parameter akreditasi rumah sakit. Bahkan, dalam peraturan perundang-undangan, RS juga diwajibkan melakukan mitigasi potensi-potensi infeksi,” terang Bima.
“Peningkatan kewaspadaan serta evaluasi tim pencegahan dan penanggulangan infeksi di RS serta menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas kasus pasien dalam pengawasan dan konfirmasi Covid-19 seperti kewaspadaan kontak dan droplet, kewaspadaan airborne pada prosedur yang menimbulkan aerosol. Selain itu, juga selalu monitoring dan evaluasi terkait penggunaan dan jumlah APD serta pengelolaan limbah rumah sakit,” tambahnya.
Dari data yang diterima Bima Arya, dari kelompok tenaga kesehatan yang terinfeksi adalah dokter, perawat, radiografer, bidan dan fisioterapi. “Sementara yang di luar tenaga kesehatan antara lain orang yang berobat ke rumah sakit, keluarga tenaga kesehatan, pasien yang sedang dirawat dan teknisi IT di rumah sakit,” jelasnya.
“Jangan sampai RS jadi episentrum baru Covid-19,” pungkas Bima.
Red