Produk Lokal Didi Tukang Kebaya Tembus Mancanegara
JABARONLINE.COM – Mengandalkan produk kebaya bordir manual dari Tasikmalaya dengan kualitas bagus, Didi Tukang Kebaya diminati pembeli dari luar negeri.
Produk kebaya Didi Tukang Kebaya, merupakan hasil karya masyarakat Tasikmalaya yang dibuat menggunakan tangan secara manual.
“Biasanya yang membeli warna negara Indonesia yang bermukim atau bekerja di sana, seperti di Amerika, Paris, Belgia, Hongkong, Singapore, Brunai dan lain-lain,” kata Anita Rachmad, pengola sekaligus admin akun instagram dan facebook Didi Tukang kebaya.
“Selain dipakai sendiri, biasanya juga sebagai hadiah untuk teman mereka yang asli warga negara setempat,” terangnya.
Hampir 12 tahun berkiprah dalam usaha kebaya bordir, merek Didi Tukang Kebaya masih bertahan hingga saat ini. Cara penjualannya pun masih bertahan dengan cara online di instagram, facebook dan WA dengan nama akun yang sama, Didi Tukang Kebaya.
“Dulu kami mengawali jualan kebaya ini di facebook pribadi sekitar tahun 2010. Saat itu masih sangat sedikit orang berjualan dengan sistem online apalagi di fb,” ucapnya.
Saat itu, pihaknya hanya memposting satu foto kebaya. Tanggapan masih sepi, dengan indikator jumlah like dan komen. Tapi lama kelamaan makin ada peminatnya dan banyak pesanan. Lalu seiring berjalannya waktu, teknologi digital marketing makin canggih dan mulai muncul platform fanpage di Facebook instagram.
“Lalu kami pun berekspansi ke sana. Membuat akun baru yang sebelumnya Kebaya Encim, menjadi Didi Tukang Kebaya hingga saat ini” jelasnya lagi.
Mengusung desain kebaya yang sederhana nan elegan, Didi Tukang Kebaya fokus pada kebaya jenis bordir manual, khususnya warna senada dengan warna kainnya. Bahannya pun juga nyaman dikenakan karena menggunakan kain 100 persen katun. Sedangkan untuk modelnya, juga ada beberapa pilihan, seperti kebaya pas badan dan kebaya longgar.
“Best seller kami hingga saat ini adalah kebaya yang kami beri nama Antul, modelnya longgar berbentuk A line. Ini sangat nyaman dan cocok dikenakan disegala acara dan suasana,” tambahnya menerangkan.
Mengandalkan kebaya bordir jenis manual, mereka juga merangkul pekerja atau tukang bordir di wilayah pedesaan di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.
“Jadi ibu-ibu pembordir ini mengerjakan bordirannya di rumah masing masing-masing, karena mereka punya mesin bordir manual sendiri di rumah,” ucap Anita Rachmad, pengelola dan admin akun Didi Tukang Kebaya.
“Karena dikerjakan dengan mesin bordir tenaga manusia/manual, sehingga pengerjaan lebih lama dari bordir komputer,” sebutnya.
“Bila bordir komputer bisa selesai dalam kurun waktu sekitar dua minggu, bordir manual bisa mencapai empat mingguan. Karena dengan bordir komputer, sekali bikin bisa mengerjakan lusinan kebaya. Kami juga menjual kebaya jenis bordir komputer, meski andalan produk kami tetap jenis bordir yang manual,” lanjut Anita.
Selain mengandalkan model kebaya A line atau Antul, juga membuat model klasik yaitu kebaya encim. “Kami juga membuat model kebaya panjang selutut,” katanya lagi.
Disinggung apakah akan ada rencana penjualan secara offline atau mendirikan toko/butik, ia mengatakan belum ada. Pihaknya saat ini masih fokus pada penjualan secara online yang bisa menjangkau pasar lebih luas hingga mancanegara.***